Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri video conference Rapat Koordinasi (Rakor) Program Hotline Isoman di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (5/7/2021)
Bandung.Internationalmedia.id.-Lonjakan kasus
COVID-19 membuat kapasitas rumah sakit di Jawa Barat (Jabar) menjadi sangat
terbatas. Perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit diprioritaskan untuk kasus
dengan gejala berat sampai kritis.
Sedangkan, pasien COVID-19 tanpa gejala atau
bergejala ringan dapat menjalani isolasi mandiri (isoman) dengan tetap
memperhatikan kondisi kesehatan.
Guna mendukung manajemen perawatan pasien COVID-19
yang menjalani isoman, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar meluncurkan
fitur Isolasi Mandiri dalam portal Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi
COVID-19 Jabar).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, fitur
Isolasi Mandiri digagas untuk memudahkan masyarakat Jabar yang menjalani isoman
dalam mengakses layanan telekonsultasi serta pengajuan paket obat dan
multivitamin.
"Selama ini kami melihat tekanan luar biasa
pada rumah sakit. Padahal tidak semuanya sebenarnya perlu dirawat di rumah
sakit, hanya sekian persen sebenarnya bisa dirawat di luar rumah sakit atau
menjalani isoman," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- di Gedung
Pakuan, Kota Bandung, Senin (5/7/2021).
Melalui fitur Isoman, Warga Jabar bisa mendapatkan
informasi praktikal selama menjalankan isolasi mandiri yang meliputi: panduan
isoman di rumah, prosedur pemantauan kontak erat, kriteria selesai isoman,
serta pengajuan layanan telekonsultasi dan obat-obatan dengan mengunjungi
portal Pikobar di https://pikobar.jabarprov.go.id/.
Kang Emil berharap layanan telekonsultasi yang
dihadirkan pada Fitur Pikobar Isolasi Mandiri dapat menjadi upaya bersama dalam
mengurangi beban fasilitas kesehatan dan rumah sakit di Jabar. Apalagi tingkat
keterisian tempat tidur RS di Jabar per Minggu (4/7/2021) mencapai 91,05
persen.
"Yang menjalani isoman jumlahnya cukup banyak
dan saya menerima komplain dari warga yang kebingungan harus berkonsultasi ke
siapa. Lalu, mereka juga kebingungan mendapatkan obat-obatan dan
suplemen," ucapnya.
"Problem di luar rumah sakit ini menjadi latar
belakang dan inisiatif Pemda Provinsi Jabar membuka konsultasi dokter secara
online melalui Pikobar dan memberi obat serta suplemen gratis sesuai prosedur
kepada mereka yang isoman," imbuhnya.
Pemda Provinsi Jabar melakukan refocusing anggaran
pembangunan 11 proyek infrastruktur sebesar Rp140 miliar untuk penanganan
COVID-19. Anggaran sebesar Rp140 miliar tersebut akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan obat-obatan dan suplemen bagi pasien COVID-19 yang menjalani isoman.
"Kami menunda dan membatalkan 11 proyek
infrastruktur untuk kepentingan penanganan covid, khususnya penyediaan obat dan
vitamin bagi warga yang isoman. Sehingga, banyak yang bisa sembuh dan penularan
dapat dikendalikan," kata Kang Emil.
Kang Emil berharap perusahaan farmasi bisa
secepatnya memasok obat-obatan yang sudah dipesan ke gudang Pemda Provinsi
Jabar. Bagi pesanan obat yang sudah masuk lewat aplikasi, ia juga berharap
untuk langsung dikirim ke rumah masing-masing pasien COVID-19 yang menjalani
isoman.
"Saya berharap obat-obatan bisa masuk
secepatnya ke gudang Pemprov Jabar. Setelah itu, sesuai pesanan yang ada di
Aplikasi bisa dikirim sampai ke rumahnya," ucapnya.
Selain meluncurkan fitur Isoman, kata Kang Emil,
Pemda Provinsi Jabar sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan beban rumah
sakit. Mulai dari menyiapkan ruang isolasi terpusat di desa sampai menyediakan
pusat pemulihan bagi pasien COVID-19 yang akan sembuh setelah mendapatkan
perawatan dan penanganan di rumah sakit.
"Kita melakukan beberapa strategi, pertama kita
manfaatkan 5.000 ruang isolasi di desa-desa agar mencegah kasus yang gejala
ringan untuk ke rumah sakit," katanya.
"Kedua kita sudah punya strategi yang namanya
pusat pemulihan, yaitu memindahkan pasien yang mau sembuh supaya tidak menunggu
100 persen sembuh di rumah sakit. 20 persen bisa digeser ke hotel atau
apartemen yang kita sebut dengan pusat pemulihan," tambahnya.(Ter)