Credit pic: Parliament of Walloon Belgium
Jakarta.Internationalmedia.id.- Duta Besar RI untuk
Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Andri Hadi, melakukan
pertemuan dengan Ketua Parlemen Federal Belgia, Mrs. Eliane Tillieux di kantor
Parlemen (04/05/2021).
Selain mendiskusikan upaya peningkatan hubungan
kerja sama Indonesia – Belgia, Dubes Andri dan Ketua Badan Legislatif Belgia
tersebut juga berbincang hangat tentang berbagai isu yang menjadi kepentingan
bersama.
Mengawali pertemuan, Dubes Andri menyampaikan
apresiasi kepada Pemerintah Belgia yang mendukung kerja sama global dalam
penanganan Covid-19. Diketahui Belgia telah memberikan bantuan pendanaan
sebesar € 4 juta kepada program COVAX-AMC.
Kontribusi Belgia serta peran strategis Menlu RI
sebagai salah satu co-chairs COVAX-AMC Engagement Group, merupakan modal dasar
bagi kedua negara untuk terus meningkatkan kemitraan dalam pengembangan dan
distribusi vaksin.
Indonesia memandang Belgia sebagai salah satu mitra
kunci di Eropa. Selain karena Belgia merupakan rumah bagi berbagai institusi
UE, negara yang terkenal dengan produk cokelatnya ini juga sangat potensial
untuk menjadi fokus pengembangan kerja sama ekonomi.
Saat ini, Belgia merupakan mitra dagang terbesar
ke-23 bagi Indonesia dengan total perdagangan non-migas kedua negara sebesar
USD 1,68 milyar pada 2020 (meningkat sebesar 3,96% dari total nilai pada tahun
2019 sebesar USD 1,63 milyar).
Adapun untuk investasi pada tahun 2020, penanaman
modal dari Belgia ke Indonesia tercatat sebesar USD 27 juta yang tersebar dalam
381 proyek.
Mrs. Tillieux menyambut baik hubungan erat kedua
negara selama ini. “Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan Belgia telah
bermitra sangat dekat dalam pengembangan industri pertahanan strategis.
Kerja sama baik dilakukan antara PT. Pindad dengan
FN Herstal dan John Cockerill Defense", ungkap Dubes Andri. “Pada isu
ketahanan pangan, Indonesia juga bekerja sama dengan Belgia untuk pengembangan
ternak sapi jenis Belgian Blue di Bogor", Dubes Andri menambahkan.
Selanjutnya Mrs. Tillieux dan Dubes RI menyepakati
keperluan untuk terus promosikan peningkatan hubungan persahabatan.
Salah satunya melalui realisasi rencana pembentukan
Little Bandung di Namur (kota di wilayah Wallonia, Belgia) dan Little Namur di
Bandung yang telah diagendakan di bawah kerja sama Sister City antar kedua
kota. Program tersebut akan menjadi media promosi bagi produk unggulan, budaya
dan wisata masing-masing kota.
Mrs. Tillieux memberikan perhatian besar terhadap
berbagai perkembangan di Indonesia dan kawasan ASEAN. Kepada Dubes RI, Mrs.
Tillieux menanyakan mengenai rencana pemindahan ibukota oleh Indonesia,
penerbitan Undang-Undang Cipta Kerja, isu sustainability dan lingkungan hidup,
pengelolaan isu Myanmar serta pengarustamaan perlindungan HAM.
Secara khusus, dalam pertemuan tersebut Dubes RI
menyampaikan penyesalan atas penerbitan rancangan Royal Decree on Product
Standards for Transport Fuels from Renewable Sources yang melarang penggunaan
palm oil-based biofuels di Belgia mulai Januari 2022. Terlebih, dokumen
tersebut disusun dengan latar belakang tuduhan terhadap sawit sebagai penyebab
deforestasi.
“Minyak sawit tidak dapat serta merta dikaitkan
dengan isu deforestasi", jelas Dubes Andri. Meskipun Indonesia merupakan
produsen sawit yang besar, namun tingkat deforestasi Indonesia sangat jauh
menurun dalam beberapa dekade terakhir.
Pengakuan keberhasilan Indonesia dalam tangani
deforestasi tercermin dari pendanaan global yang diterima Indonesia melalui
mekanisme REDD+ (USD 104 juta dari the Green Climate Fund, USD 110 juta dari
the World Bank, dan USD 56 juta dari Norwegia).
Upaya penanganan deforestasi tidak terlepas dari
kerja sama dengan UE. Hingga saat ini, Indonesia merupakan satu-satunya negara
mitra yang dapat menerbitkan lisensi FLEGT sehingga kayu dan produk kayu Indonesia
dapat masuk UE secara lebih mudah.
“Melalui skema sertifikasi tersebut, komoditas kayu
Indonesia tidak hanya legal, tetapi juga sustainable. Indonesia mengharapkan
untuk meningkatkan ekspornya ke Eropa," ungkap Dubes Andri.
Menutup pertemuan, Dubes Andri dan Mrs. Tillieux
berkomitmen untuk juga terus mendorong peningkatan kerja sama antar Parlemen.
Hubungan erat Parliament to Parliament dinilai sangat strategis untuk mendukung
pengembangan kemitraan Indonesia dan Belgia.
Di Parlemen Belgia, telah dibentuk Indonesia –
Belgium Parliamentary Friendship Group, diketuai oleh Mrs. Ozlem Ozen yang juga
turut hadir dalam pertemuan dengan Dubes RI. “Jika kondisi telah membaik,
diharapkan Anggota Parlemen Indonesia dan Belgia dapat saling kunjung untuk
meningkatkan mutual understanding," ucap Dubes Andri.(lysmar)