Notification

×

Iklan

Iklan

Dorong Dialog Konstruktif pada Isu Sustainable Palm Oil dan Lingkungan, Dubes RI Temui Ketua Parlemen Federal Belgia

Kamis, 06 Mei 2021 | 10:50 WIB Last Updated 2021-05-06T03:50:15Z

Credit pic: Parliament of Walloon Belgium

Jakarta.Internationalmedia.id.- Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Andri Hadi, melakukan pertemuan dengan Ketua Parlemen Federal Belgia, Mrs. Eliane Tillieux di kantor Parlemen (04/05/2021).

 

Selain mendiskusikan upaya peningkatan hubungan kerja sama Indonesia – Belgia, Dubes Andri dan Ketua Badan Legislatif Belgia tersebut juga berbincang hangat tentang berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama.

 

Mengawali pertemuan, Dubes Andri menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Belgia yang mendukung kerja sama global dalam penanganan Covid-19. Diketahui Belgia telah memberikan bantuan pendanaan sebesar € 4 juta kepada program COVAX-AMC.

 

Kontribusi Belgia serta peran strategis Menlu RI sebagai salah satu co-chairs COVAX-AMC Engagement Group, merupakan modal dasar bagi kedua negara untuk terus meningkatkan kemitraan dalam pengembangan dan distribusi vaksin.

 

Indonesia memandang Belgia sebagai salah satu mitra kunci di Eropa. Selain karena Belgia merupakan rumah bagi berbagai institusi UE, negara yang terkenal dengan produk cokelatnya ini juga sangat potensial untuk menjadi fokus pengembangan kerja sama ekonomi.

 

 

Saat ini, Belgia merupakan mitra dagang terbesar ke-23 bagi Indonesia dengan total perdagangan non-migas kedua negara sebesar USD 1,68 milyar pada 2020 (meningkat sebesar 3,96% dari total nilai pada tahun 2019 sebesar USD 1,63 milyar).

 

Adapun untuk investasi pada tahun 2020, penanaman modal dari Belgia ke Indonesia tercatat sebesar USD 27 juta yang tersebar dalam 381 proyek.

 

Mrs. Tillieux menyambut baik hubungan erat kedua negara selama ini. “Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan Belgia telah bermitra sangat dekat dalam pengembangan industri pertahanan strategis.

 

Kerja sama baik dilakukan antara PT. Pindad dengan FN Herstal dan John Cockerill Defense", ungkap Dubes Andri. “Pada isu ketahanan pangan, Indonesia juga bekerja sama dengan Belgia untuk pengembangan ternak sapi jenis Belgian Blue di Bogor", Dubes Andri menambahkan.

Selanjutnya Mrs. Tillieux dan Dubes RI menyepakati keperluan untuk terus promosikan peningkatan hubungan persahabatan.

 

Salah satunya melalui realisasi rencana pembentukan Little Bandung di Namur (kota di wilayah Wallonia, Belgia) dan Little Namur di Bandung yang telah diagendakan di bawah kerja sama Sister City antar kedua kota. Program tersebut akan menjadi media promosi bagi produk unggulan, budaya dan wisata masing-masing kota.

 

Mrs. Tillieux memberikan perhatian besar terhadap berbagai perkembangan di Indonesia dan kawasan ASEAN. Kepada Dubes RI, Mrs. Tillieux menanyakan mengenai rencana pemindahan ibukota oleh Indonesia, penerbitan Undang-Undang Cipta Kerja, isu sustainability dan lingkungan hidup, pengelolaan isu Myanmar serta pengarustamaan perlindungan HAM.

 

Secara khusus, dalam pertemuan tersebut Dubes RI menyampaikan penyesalan atas penerbitan rancangan Royal Decree on Product Standards for Transport Fuels from Renewable Sources yang melarang penggunaan palm oil-based biofuels di Belgia mulai Januari 2022. Terlebih, dokumen tersebut disusun dengan latar belakang tuduhan terhadap sawit sebagai penyebab deforestasi.

 

“Minyak sawit tidak dapat serta merta dikaitkan dengan isu deforestasi", jelas Dubes Andri. Meskipun Indonesia merupakan produsen sawit yang besar, namun tingkat deforestasi Indonesia sangat jauh menurun dalam beberapa dekade terakhir.

 

Pengakuan keberhasilan Indonesia dalam tangani deforestasi tercermin dari pendanaan global yang diterima Indonesia melalui mekanisme REDD+ (USD 104 juta dari the Green Climate Fund, USD 110 juta dari the World Bank, dan USD 56 juta dari Norwegia).

 

Upaya penanganan deforestasi tidak terlepas dari kerja sama dengan UE. Hingga saat ini, Indonesia merupakan satu-satunya negara mitra yang dapat menerbitkan lisensi FLEGT sehingga kayu dan produk kayu Indonesia dapat masuk UE secara lebih mudah.

 

“Melalui skema sertifikasi tersebut, komoditas kayu Indonesia tidak hanya legal, tetapi juga sustainable. Indonesia mengharapkan untuk meningkatkan ekspornya ke Eropa," ungkap Dubes Andri.

 

Menutup pertemuan, Dubes Andri dan Mrs. Tillieux berkomitmen untuk juga terus mendorong peningkatan kerja sama antar Parlemen. Hubungan erat Parliament to Parliament dinilai sangat strategis untuk mendukung pengembangan kemitraan Indonesia dan Belgia.

 

Di Parlemen Belgia, telah dibentuk Indonesia – Belgium Parliamentary Friendship Group, diketuai oleh Mrs. Ozlem Ozen yang juga turut hadir dalam pertemuan dengan Dubes RI. “Jika kondisi telah membaik, diharapkan Anggota Parlemen Indonesia dan Belgia dapat saling kunjung untuk meningkatkan mutual understanding," ucap Dubes Andri.(lysmar)

×
Berita Terbaru Update