Notification

×

Iklan

Iklan

Indonesia Dorong Implementasi Tahun Internasional Ekraf 2021 Sebagai Momentum Pemulihan Ekonomi Global

Selasa, 26 Januari 2021 | 11:53 WIB Last Updated 2021-01-26T04:53:47Z

Wamenlu RI, Mahendra Siregar

Jakarta.Internationalmedia.id.- Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk melaksanakan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Bagi Pembangunan Berkelanjutan 2021 dengan kegiatan yang berarti dan bermakna sehingga dapat berkontribusi bagi pemulihan ekonomi dunia.

 

Hal tersebut dengan lugas disampaikan Wamenlu Mahendra saat membuka pertemuan UNCTAD Trade Policy Dialogue (TPD) bertema “Welcoming the Internastional Year on Creative  Economy  for  Sustainable  Development  :  Creative  Economy  for  Inclusive Development and Global Recovery”.

 

Pertemuan berlangsung secara virtual pada tanggal 25 Januari 2021 dan diselenggarakan oleh Badan Pembangunan dan Perdagangan PBB (UNCTAD)  bersama  Indonesia  dan  Oman. Mahendra  menggarisbawahi  “Pentingnya penguatan kolaborasi global yang dapat membawa manfaat ekonomi nyata bagi aktor kreatif dan pengusaha sektor kreatif”.

 

Dalam kesempatan itu, Mahendra juga mengingatkan bahwa disetiap tantangan pasti ada kesempatan. Ia menekankan bahwa “Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh sektor ekonomi kreatif yaitu inovatif dan go beyond business as usual”. Oleh karenanya ia menyampaikan keyakinannya bahwa sektor ekonomi kreatif dapat bangkit menghadapi tantangan dan memberikan kontribusi pada pemulihan ekonomi global.

 

Deputi Sekjen UNCTAD, Isabelle Durant menyampaikan bahwa pengembangan ekonomi kreatif, khususnya bagi negara berkembang dapat memperluas kesempatan untuk diversifikasi produk dan ekspor, membangun keunggulan kompetitif dan menarik  investasi. 

Durant juga  menambahkan  bahwa  “Ekonomi  kreatif  mendukung kewirausahaan dan inovasi serta melibatkan generasi muda dan perempuan”.

 

Bertindak  sebagai  pembicara  utama  dalam  kegiatan  UNCTAD  TPD,  Menteri Parekraf/Baparekraf, Sandiaga Uno, menyampaikan bahwa COVID-19 telah membawa dampak  negatif  bagi  sebagian  besar  sektor  ekonomi  kreatif. Kerja  sama  berbagai pemangku  kepentingan  sangat  penting. 

 

Sandiaga  menyerukan  “Seluruh  pemangku kepentingan agar berkontribusi membantu pelaku ekonomi kreatif”. Ia menyampaikan bahwa Pemri telah memberikan bantuan insentif kepada sektor ekonomi kreatif untuk infrastruktur, revitalisasi serta bantuan tunai langsung.

 

“Tahun 2021 menjadi momentum untuk mengupayakan pemulihan ekonomi global dengan memanfaatkan  kekuatan  sektor  ekonomi  kreatif  untuk  mencapai  pembangunan berkelanjutan”, ujar Sandiaga.

 

Hal tersebut dapat terlaksana melalui program dan misi yang relevan dan pengarusutamaan isu ekonomi kreatif guna membangkitkan pekerja sektor kreatif, membuka kesempatan, dan menyediakan lapangan pekerjaan.

 

Dalam sesi panel, Indonesia diwakili oleh Dr. Dina Delliyana sebagai koordinator Global Center of Excellence and International Cooperation on Creative Economy (G-CINC). Dalam paparannya Dr. Dina memperkenalkan G-CINC sebagai platform bagi kolaborasi global dan peningkatan kapasitas sektor ekonomi kreatif yang berbasis di Indonesia. Diharapkan melalui kegiatan ini, G-CINC akan dapat memperluas jejaring dengan mitra internasional.

 

Sesi  panel  juga  telah  menghadirkan  para  pembicara  dari  Persatuan  Emirat  Arab, Kesultanan Oman, Uganda, ASEAN, International Federation of the Phonographic Industry (IFPI). Sedangkan penanggap berasal dari UNESCO, WIPO, dan UNEP.

 

Kegiatan Kick off melalui forum TPD bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh negara anggota PBB, publik, dan organisasi internasional untuk bertukar pandangan tentang kebijakan dan strategi yang diterapkan guna mengatasi kesulitan akibat pandemi COVID-19 yang dihadapi oleh sektor ekonomi kreatif dan untuk membangun ketahanan dalam menghadapi tantangan dimasa yang akan datang.

 

Resolusi PBB 74/198 tentang “International Year on Creative Economy for Sustainable Development”  diprakarsai  oleh  Indonesia  dan  mendapatkan  dukungan  luas  dengan disahkan secara konsensus pada 19 November 2019.

 

Resolusi  tersebut  diantaranya  berisikan  kesepahaman  dari  negara-negara  untuk mengupayakan berbagai usaha memajukan sektor ekonomi kreatif, mengakui keterkaitan erat ekonomi kreatif dengan berbagai elemen Development Agenda 2030 dan meminta UNCTAD bersama UNESCO dan badan-badan PBB lain untuk mengeluarkan laporan Economic Creative Outlook pada pertemuan Sidang Majelis Umum PBB Ke-77.(marpa)

 

 

 

(Kementerian Luar Negeri)

×
Berita Terbaru Update