![]() | |
Demo di depan Gedung Merdeka Jl Asia-Afrika Bandung |
Kematian ini bukanlah akhir dari organisasi secara fisik, melainkan wafatnya ruh perjuangan, idealisme, dan keberpihakan pada kaum marhaen yang menjadi jantung ajaran Bung Karno.
Penyebab utamanya adalah wabah oportunisme dan pragmatisme akut yang telah menggerogoti tubuh organisasi dari dalam. GMNI, yang lahir dari rahim pemikiran besar Sang Proklamator untuk menjadi garda terdepan pembela kaum tertindas, kini telah kehilangan arah.
Prinsip perjuangan yang berlandaskan Marhaenisme, sebuah ideologi yang menentang segala bentuk penindasan dan pemerasan—kini hanya menjadi slogan kosong yang diteriakkan di mimbar-mimbar seremonial, namun nihil dalam praktik keseharian organisasi.
Gejala kematian substansi ini terlihat jelas dari sikap kritis organisasi yang kini tumpul dan cenderung merapat pada kekuasaan demi keuntungan sesaat. Pragmatisme politik transaksional ini berjalan seiring dengan oportunisme para kader, di mana semangat pengabdian kepada kaum marhaen telah digantikan oleh ambisi pribadi untuk menjadikan GMNI sebagai 'CV politik' demi mengejar jabatan.
![]() |
Tabur Bunga |
Akibatnya, terjadi pendangkalan ideologi yang masif: Marhaenisme direduksi menjadi slogan kosong, dan trisula perjuangannya—sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta Ketuhanan Yang Berkebudayaan—telah ditinggalkan demi manuver politik praktis yang dangkal dan tidak berakar.
Oleh karena itu, rilis ini bukanlah sebuah ratapan, melainkan sebuah panggilan darurat.Sudah saatnya dilakukan introspeksi massal untuk merebut kembali GMNI dari cengkeraman kaum oportunis dan pragmatis, kata Halim Mulia, Ketua Bakercab GMNI Bandung dalam keterangan tertulis dan wawancara lewat telepon genggam sore ini.
Ruh perjuangan harus dihidupkan kembali dengan kembali ke khittah: memperkuat kaderisasi ideologis, mengasah kemampuan berpikir, dan membuktikan keberpihakan bukan dengan kata-kata, melainkan dengan kerja nyata untuk kaum marhaen.
Jika tidak, nama besar GMNI hanya akan menjadi nisan dari sebuah gerakan yang pernah gagah, namun memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara mengkhianati perjuangannya sendiri.
Sebagaimana diketahui, GMNI Cabang Bandung ini masih terus melakukan
aksi simbolik, pakai keranda dan tabur bunga kematian ruh perjuangan organisasi GMNI didepan gedung Merdeka yang saat ini masih melakukan Kongres Nasional XXII di Gedung Merdeka Jl. Asia Afrika Bandung. (rel)