Jakarta.Internationalmedia.id.- KRI Tawau antarkan 58 pelajar alumni Community Learning Center (CLC) Sabah, Malaysia yang akan melanjutkan sekolah di Indonesia.
Mereka bertolak dari Malaysia menggunakan KM.
Francis Express menuju Nunukan, Kalimantan Utara pada Selasa (22/12/2020).
Sebelum ke pelabuhan, seluruh peserta mengikuti acara pelepasan secara resmi
bertempat di Ruang Aula Gedung Konsulat RI Tawau.
Seluruh peserta repatriasi ini menjalani rapid test
antigen di salah satu klinik swasta yang ada di Tawau dan semuanya menunjukan
hasil negatif. Proses pemberangkatan pun menerapkan SOP kesehatan yang ketat
seperti penerapan aturan jaga jarak, pemakaian masker wajah, pemakaian hand
sanitizer dan lain sebagainya, baik peserta maupun staf yang bertugas.
Rombongan ini merupakan tahap pertama yang
diberangkatkan, dari jumlah seluruh peserta repatriasi yang terdaftar sebanyak
603 pelajar untuk tahun ini. Sedangkan sisanya akan menyusul dalam waktu dekat
karena masih menunggu selesainya pengurusan dokumen-dokumen keimigrasian yang
diperlukan.
Untuk tahap pertama ini, mereka akan di tempatkan di
beberapa sekolah yang ada di Kalimantan Utara antara lain: SMKN 1 Sebatik Barat
sebanyak 29 pelajar, SMKS Mutiara Bangsa sebanyak 13 pelajar, SMA Santo Gabriel
sebanyak 11 pelajar dan SMKN 1 Nunukan sebanyak 5 orang pelajar.
Untuk tahap selanjutnya akan ditempatkan di sekolah
mitra selain Kalimantan Utara yakni Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Banten, dan Lampung. Program repatriasi
ini merupakan kegiatan tahunan hasil kerjasama pihak Kemdikbud RI dengan
Perwakilan RI (KRI Tawau dan KJRI Kota Kinabalu), Sekolah Indonesia Kota
Kinabalu (SIKK) beserta Yayasan Sabah Bridge (SB) sebagai inisiator.
Jalur pendidikan saat ini menjadi salah satu
alternatif yang memungkinkan bagi anak-anak PMI yang kebanyakan lahir dan besar
serta tinggal bersama orang tua mereka yang bekerja di perkebunan sawit di
Sabah, untuk dapat kembali ke tanah air (repatriasi) secara legal, melanjutkan
pendidikannya di Indonesia.
Dengan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi maka
mereka akan dapat meraih masa depan yang lebih baik sehingga dapat mengangkat
derajat kehidupan keluarga dan dapat memutus rantai kemiskinan. Selain itu juga
melalui program repatriasi di bidang pendidikan ini turut mengurangi jumlah
pekerja ilegal di luar negeri.(marpa)
(Sumber: KRI Tawau)