Notification

×

Iklan

Iklan

KRI Tawau Fasilitasi Keberangkatan 58 Alumni Community Learning Center Sabah untuk Melanjutkan Studi di Indonesia

Senin, 28 Desember 2020 | 12:35 WIB Last Updated 2020-12-28T05:35:49Z


Jakarta.Internationalmedia.id.-
KRI Tawau antarkan 58 pelajar alumni Community Learning Center (CLC) Sabah, Malaysia yang akan melanjutkan sekolah di Indonesia.

 

Mereka bertolak dari Malaysia menggunakan KM. Francis Express menuju Nunukan, Kalimantan Utara pada Selasa (22/12/2020). Sebelum ke pelabuhan, seluruh peserta mengikuti acara pelepasan secara resmi bertempat di Ruang Aula Gedung Konsulat RI Tawau.

 

Seluruh peserta repatriasi ini menjalani rapid test antigen di salah satu klinik swasta yang ada di Tawau dan semuanya menunjukan hasil negatif. Proses pemberangkatan pun menerapkan SOP kesehatan yang ketat seperti penerapan aturan jaga jarak, pemakaian masker wajah, pemakaian hand sanitizer dan lain sebagainya, baik peserta maupun staf yang bertugas.

 

Rombongan ini merupakan tahap pertama yang diberangkatkan, dari jumlah seluruh peserta repatriasi yang terdaftar sebanyak 603 pelajar untuk tahun ini. Sedangkan sisanya akan menyusul dalam waktu dekat karena masih menunggu selesainya pengurusan dokumen-dokumen keimigrasian yang diperlukan.

 

Untuk tahap pertama ini, mereka akan di tempatkan di beberapa sekolah yang ada di Kalimantan Utara antara lain: SMKN 1 Sebatik Barat sebanyak 29 pelajar, SMKS Mutiara Bangsa sebanyak 13 pelajar, SMA Santo Gabriel sebanyak 11 pelajar dan SMKN 1 Nunukan sebanyak 5 orang pelajar.

 

Untuk tahap selanjutnya akan ditempatkan di sekolah mitra selain Kalimantan Utara yakni Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Banten, dan Lampung. Program repatriasi ini merupakan kegiatan tahunan hasil kerjasama pihak Kemdikbud RI dengan Perwakilan RI (KRI Tawau dan KJRI Kota Kinabalu), Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) beserta Yayasan Sabah Bridge (SB) sebagai inisiator.

 

Jalur pendidikan saat ini menjadi salah satu alternatif yang memungkinkan bagi anak-anak PMI yang kebanyakan lahir dan besar serta tinggal bersama orang tua mereka yang bekerja di perkebunan sawit di Sabah, untuk dapat kembali ke tanah air (repatriasi) secara legal, melanjutkan pendidikannya di Indonesia.

 

Dengan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi maka mereka akan dapat meraih masa depan yang lebih baik sehingga dapat mengangkat derajat kehidupan keluarga dan dapat memutus rantai kemiskinan. Selain itu juga melalui program repatriasi di bidang pendidikan ini turut mengurangi jumlah pekerja ilegal di luar negeri.(marpa)

 

(Sumber: KRI Tawau)​


×
Berita Terbaru Update