Jakarta.Internationalmedia,Id,- LETDA Pnb Ajeng Tresna Dwi
Wijayanti yang pada Senin lalu menjadi salah satu dari 45 penerbang perwira TNI
AU dan TNI AD yang diwisuda.
Wanita kelahiran Jakarta 25
September 1995 itu merupakan satu-satunya bahkan untuk pertama kalinya TNI AU memiliki
pilot pesawat tempur perempuan atau fighter yang akan menjaga kedaulatan
wilayah udara Indonesia.
Ia mengikuti jejak sang
ayah, Kolonel Sus Prayitno sebagai prajurit TNI Angkatan Udara. Namun, tak
disangka prestasinya sebagai prajurit TNI AU menjadikan dirinya sebagai
penerbang tempur perempuan pertama TNI AU. Wanita yang dibesarkan di Komplek
TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Ajeng merupakan lulusan
Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 2018, dimana semasa sekolahnya di SMAN 51
Jakarta pernah terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
Nasional pada 2011.
Sejak SMA, Ajeng dikenal
sebagai murid disiplin dan selalu bekerja keras. Hal itu dibuktikannya dengan
aktif sebagai anggota pasukan pengibar bendara. Dari level SMA, dia sukses
menembus level provinsi dan puncaknya, terpilih sebagai anggota Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka Nasional 2011.
Setelah lulus dari SMA
Negeri 51 Jakarta, dia mendaftarkan sebagai taruni AAU pada 2014. Setelah
melalui berbagai tes hingga pantukir, dia berhasil lolos dan resmi menjadi
calon prajurit Swa Bhuwana Paksa.
Putri pasangan Kolonel Sus
Prayitno dan Wiwi Sundari ini memang memiliki tekad yang bulat untuk menjadi
fighter karena para instrukturnya memberikan motivasi yang besar setelah
melihat kemampuan fisik, psikis, dan bakat terbangnya yang mumpuni.
"Saya hanya menjalani
dengan serius dan menikmati semua tahapan latihan terbang hingga akhir. Para
instruktur menyemangati saya, agar bisa menjadi fighter dan sekarang hal
tersebut terwujud," kata wanita yang memiliki tinggi tubuh 172 cm ini
seperti dikutip Antara.
Kepala Staf TNI Angkatan
Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna melantik dan menyematkan secara simbolis
wing penerbang kepada 42 perwira TNI AU pada upacara Wisuda Siswa Sekolah
Penerbang (Sekbang) Angkatan ke-97 atau Wing Day, di Mabesau Cilangkap, Jakarta
Timur, Senin (18/5/2020).
Selain Ajeng, KSAU juga
melantik satu perwira lulusan Sekbang Malaysia. Upacara Wng Day tersebut
sekaligus menjadi tonggak sejarah baru karena untuk pertama kalinya TNI AU
memiliki pilot pesawat tempur perempuan atau fighter yang akan menjaga
kedaulatan wilayah udara Indonesia.
Seusai dilantik oleh KSAU
Marsekal TNI Yuyu Sutisna, perempuan berdarah Jawa ini akan memulai
pengabdiannya di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa
Timur, yang mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle. T50i Golden Eagle
merupakan pesawat latih supersonik pabrikan Korea Aerospace Industry (KAI),
Korea Selatan.
Pesawat ini dipesan
Kementerian Pertahanan dan diserahkan kepada TNI AU sejak 2014 untuk
menggantikan Hawk Mk 53 buatan Inggris.
Di Indonesia, kata dia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu
skadron, yakni 16 unit.
Semuanya ditempatkan di
Lanud Iswahjudi Madiun. “Pesawat tempur ini digunakan untuk mendidik para
penerbang tempur yang akan masuk ke dalam kegiatan operasional.
Dan, setelahnya lulus maka
kita akan kirim ke skadron operasional untuk mengawaki pesawat yang lain
seperti F-16 dan Sukhoi,” jelasnya. Kini, Ajeng akan menjadi pionir bagi
juniornya bahwa kaum perempuan juga mampu menjadi penerbang tempur TNI AU yang
sama baiknya dengan penerbang tempur laki-laki.
Kisahnya ini mirip dengan
cerita dalam film Captain Marvel, di mana Carol Denver menjadi pilot wanita
dalam film tersebut yang menjelma menjadi superhero. Kini, Letda Ajeng pun
dijuluki sebagai 'Captain Marvel' Indonesia.
Kepala Staf TNI Angkatan
Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengaku bangga dengan keberhasilan Letda
Pnb AjengTresna Dwi Wijayanti menjadi penerbang tempur perempuan pertama di TNI
AU.
"Sesungguhnya saya
menginginkan hal ini dan para senior sudah lama menantikan ini," kata
Marsekal Yuyu. Mantan Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I ini
menyebutkan, penjurusan di Sekbang dilaksanakan berdasarkan hasil prestasi
seseorang. Ia juga menegaskan sama sekali tidak melakukan intervensi untuk menjadikan
Letda Ajeng lulus dari Sekbang.
"Saya biarkan apa adanya sesuai peraturan
dan ketentuan pendidikan di Sekbang. Dan pada akhirnya dari Sekbang memutuskan
satu orang untuk bisa diteruskan ke jurusan (penerbang) tersebut,"
jelasnya. Letda Pnb Ajeng dinilainya memiliki prestasi yang baik selama
menempuh pendidikannya.
Bahkan, di berbagai kelas
kemampuan yang diikuti peserta didik, Letda Ajeng bisa menduduki posisi pertama
dari seluruh angkatannya seperti melakukan latihan manuver yang mendukung
jurusan tempur, seperti aerobatik, formasi dan lainnya juga diatas rata-rata.
"Ini artinya Letda Pnb Ajeng memiliki kemampuan sebagai penerbang
tempur," kata Yuyu.
"Barangkali ada yang
bertanya bagaimana seorang penerbang tempur dari wanita, yang mohon maaf
memiliki beberapa keterbatasan. Tetapi perlu diketahui negara lain sudah lebih
dulu mereka memiliki penerbang tempur perempuan, sehingga tak ada salahnya
selain kita menghormati kesetaraaan gender, kita memberikan kesempatan kepada
wanita jadi penerbang TNI AU kita," katanya.
KSAU pun berharap dengan
melihat perjalanan pendidikannya di Sekbang, Letda Pnb Ajeng bisa menunjukkan
kemampuannya sebagai penerbang tempur TNI AU dalam menjaga langit Indonesia.
"Saya mohon doa restu mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan bisa
membanggakan kita semua," kata Yuyu mengakhiri.(Ter).