Notification

×

Iklan

Iklan

Menteri Perdagangan: UMKM Masuk Ritel Modern Jadi Indikator Siap Ekspor

Rabu, 12 November 2025 | 11:36 WIB Last Updated 2025-11-12T04:36:26Z
Mendag Budi Santoso, saat menyampaikan paparan

Jakarta, Internationalmedia.id — Menteri Perdagangan, Budi Santoso menyatakan, produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berhasil masuk ritel modern punya peluang besar untuk menjajaki ekspor. 

Menurutnya, kemampuan produk UMKM untuk bersaing dengan produk-produk laindapat terlihat salah satunya dari keberhasilan menembus ritel modern. Pola kemitraan UMKM denganritel modern adalah dorongan penting agar para pelaku UMKM mampu meningkatkan kualitas produkdan daya saing, termasuk untuk tujuan ekspor.

Hal tersebut disampaikan Mendag saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi panel pada Puncak Perayaan Hari Ritel Nasional 2025 bertajuk “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global” di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (11/11).
 
“Kami ingin UMKM naik kelas dan bisa masuk ke pasar global. Ketika sebuah produk UMKM diterima di ritel modern, artinya produk ini sudah memiliki standar ekspor. Kami ingin usaha menengah ke bawah juga dapat menikmati ekspor, maka UMKM dan ritel modern kami ajak jalan bersama untuk mengisi pasar dalam negeri sekaligus go global,” kata Mendag.

Selain menjadi indikator kesiapan ekspor, keberhasilan UMKM memasuki ritel modern juga berkontribusi meningkatkan konsumsi produk lokal yang pada akhirnya akan membendung konsumsi produk-produk asing. Untuk menjadikan produk UMKM diminati konsumen di negeri sendiri, kuncinya ada pada kualitas produk UMKM itu sendiri.

Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 menunjukkan kinerja yang tetap kuat. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,04 persen (y-o-y). Selain itu, neraca perdagangan mencatatkan surplus untuk 65 bulan berturut-turut dan pada triwulan III-2025 surplusnya mencapai USD 14,01 miliar. Catatan ini menandakan ekspor dan daya saing produk Indonesia tetap kuat.

Turut menjadi narasumber dalam diskusi panel tersebut, yaitu Staf Ahli Menteri UMKM Yulius, Penggagas Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Abdul Latief, dan Ketua Umum Aprindo Solihin. 

Diskusi panel dimoderatori Retail & Consumer Strategist Board of Expert Aprindo Yongky Susilo. Yulius sepaham dengan Mendag Busan terkait produk-produk yang dijual oleh UMKM harus berkualitas baik. Kualitas ini yang menjadi penentu daya saing dan keberhasilan untuk ekspor. 

Pemerintah juga terus mendorong inovasi UMKM untuk meningkatkan daya saing melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi. Ia juga menyoroti pentingnya membekali UMKM dengan peningkatan kompetensi halal, mengingat upaya intensif negara-negara nonmuslim yang juga mencoba menembus pasar halal dengan memproduksi produk-produk halal.

“UMKM juga perlu didorong, misalnya dengan fasilitas halal. Secara global, negara produsen nonmuslim juga sudah mendorong ke sana (produk halal) dengan harapan bisa menjual barangnya,” ungkap Yulius.

Solihin menyampaikan dukungan bagi pelaku UMKM untuk terus memasok berbagai produk ke ritel modern. Menurutnya, para pelaku UMKM harus terus memastikan tiga aspek penting jika ingin memasukkan produk mereka ke ritel modern. 

Ketiga aspek ini, yaitu mutu, kualitas produk, dan kontinuitas pasokannya. “Jadi, bukan hanya sekadar masuk ke ritel modern, tetapi juga bagaimana agar produk-produk itu dibeli konsumen,” kata Solihin.

Sementara itu, Abdul Latief menyampaikan, perlu ada penataan terkait definisi usaha kecil dan usaha menengah, agar pemerintah dapat memberikan bantuan sesuai dengan ukuran dari suatu usaha. Ia juga memuji keberadaan Kredit Usaha Rakyat yang telah hadir untuk membantu usaha kecil.(RBS)

×
Berita Terbaru Update