Bandung.Internationalmedia.id.- Provinsi Jawa Barat
mencatatkan deflasi sebesar 0,32 persen pada Mei 2025 (month-to-month). Secara
tahunan (year-on-year), inflasi tercatat 1,47 persen atau berada di bawah
kisaran target nasional 2,5 ±1 persen (yoy).
Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi
Jabar Budi Kurnia menjelaskan bahwa deflasi dipicu oleh turunnya harga pada
kelompok pengeluaran makanan dan minuman, tembakau, transportasi, serta
perlengkapan rumah tangga.
“Kelompok yang mendorong deflasi di Jabar, yaitu dari
kelompok makanan, minuman, tembakau, transportasi, serta pemeliharaan rutin
rumah tangga,” kata Budi Kurnia dalam Rapat Koordinasi Dwimingguan Ke-9
Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat secara
daring, Kamis (26/6/2025).
Lebih lanjut, Budi juga mengingatkan adanya potensi
kenaikan harga selama masa libur sekolah. Menurutnya, peningkatan aktivitas
masyarakat selama liburan bisa mendorong naiknya permintaan terhadap bahan
pokok seperti beras, cabai, bawang, dan daging, yang cenderung sensitif
terhadap fluktuasi harga.
“Liburan sekolah biasanya diikuti dengan tingginya
mobilitas masyarakat. Ini bisa mendorong naiknya permintaan BBM, transportasi,
dan akomodasi sehingga berisiko meningkatkan harga pada sektor-sektor
tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Budi menyoroti potensi gangguan distribusi
pangan, terutama di daerah tujuan wisata yang rawan kemacetan. Hal ini bisa
berdampak pada pasokan dan ketersediaan stok pangan di sejumlah wilayah.
Ia juga mengingatkan kemungkinan terjadinya perilaku
belanja berlebihan masyarakat selama liburan yang dapat memicu spekulasi harga
di tingkat pedagang.
Sementara itu Tati Mustika Dewi dari Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Jabar menyampaikan, produksi padi di Jawa Barat
mengalami peningkatan pada periode Januari hingga Juli 2025.
Dibanding periode yang sama tahun 2024, produksi padi
meningkat sebesar 938.223 ton. Hal ini diiringi dengan bertambahnya luas panen
sebesar 160.930 hektare.
“Luas panen padi di Jabar selama Januari hingga Juli
2025 diperkirakan mencapai 1.048.590 hektare, naik sekitar 18,13 persen
dibanding periode yang sama tahun 2024. Kenaikan terbesar terjadi di Kabupaten
Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Subang,” kata Tati.
Aman dan surplus
Nenny Fasyaini dari Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Jabar menyebutkan, ketersediaan 12 komoditas pangan strategis di
bulan Juni 2025 dalam kondisi aman dan surplus. Namun, pada Juli diperkirakan
lima komoditas pangan, yakni kedelai, bawang merah, bawang putih, gula
konsumsi, dan minyak goreng akan mengalami defisit karena pasokan dari luar
daerah belum masuk. Distribusi pangan dari luar Jabar perlu dipastikan lancar
agar stok tetap terjaga.
Kemudian perwakilan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Jawa Barat Ria menyampaikan bahwa harga sebagian besar kebutuhan
pokok di Jabar masih relatif stabil. Meski ada beberapa komoditas yang
mengalami kenaikan harga, tapi masih relatif terkendali.
Sementara itu berdasarkan laporan dari Perum Bulog
kanwil Jabar yang disampaikan Mujahidin, persediaan stok beras yang berada di
sembilan Kantor Cabang (Kancab) di Jawa Barat masih cukup tinggi, di antaranya
di Kancab Karawang 139.691 ton, Subang 569.051 ton, Cirebon 187.571 ton, dan
Bandung 35.941 ton. Selain beras, Bulog juga menyimpan 86.069 kg, minyak goreng
246.141 liter, serta tepung terigu 22.274 kg.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar memprediksi akan
terjadi lonjakan kunjungan wisatawan selama libur panjang sekolah, baik dari
warga lokal Jabar maupun luar daerah. Salah satu destinasi yang diprediksi
ramai adalah Pantai Pangandaran.
Untuk mengantisipasi kepadatan di lokasi wisata, Dinas
Perhubungan Jabar telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian guna menjaga
kelancaran arus lalu lintas dan keamanan di lapangan.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar
melaporkan bahwa setelah dua bulan berturut-turut mengalami inflasi cukup
tinggi, Jawa Barat kembali mengalami deflasi pada Mei 2025. Inflasi bulanan
(month to month) Mei 2025 sebesar -0,32 persen, yang berarti mengalami deflasi.
Deflasi pada Mei 2025 menahan laju inflasi Jabar
secara tahunan. Inflasi tahun kalender (year to date) sebesar 0,98 persen dan
inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,47 persen.
Komoditas yang mendorong deflasi antara lain cabai
rawit, bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, dan bawang putih. Secara
kelompok pengeluaran ada tiga kelompok yang mengalami deflasi month to month,
yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, dan
kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga. *