![]() |
Anna Mariana (kanan), saat memberikan keterangan kepada media |
Jakarta.Internationalmedia.id.-UKM-IKM Trade Expo (UITE) 2025 yang berlangsung di SMESCO Tower Jl Gatotsubroto Jakarta. Selasa-Rabu, 27–28 Mei 2025, sukses. Pameran bertemakan “Yang Lokal, yang Istimewa UKM-IKM Siap Menembus Pasar Global” antusias diikuti para pengrajin dan pelaku industry wastra.
Acara ini bukan sekadar menjadi pameran, tetapi juga momentum strategis bagi pelaku UKM dan IKM Indonesia untuk memahami dinamika ekspor secara praktis dan mendalam.
Ketua Umum Komunitas Indonesia International Fashion Art & UKM (KADIIFA), Prof. Dr. Anna Mariana, S.H., M.H., MBA., berharap dengan penyelenggaraan Trade Expo 2025 ini, Wastra Indonesia Bangkit dan Tembus Pasar Ekspor global.
“KADIIFA mendorong Industri warisan leluhur budaya Indonesia, yakni wastra tradisional kearifan lokal di Tanah Air, khususnya batik, tenun ikat, songket, dan tenun TBM Alat (ATenun Bukan Mesin ), memiliki potensi besar di pasar nasional dan internasional. Khususnya pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di sektor wastra,” ungkap Prof. Dr. Anna Mariana, S.H seperti keterangan tertulis yang diterima Jumat(30/05).
Anna Mariana juga menyatakan pentingnya sinergi dengan sejumlah pihak. Mulai dari pengrajin lokal, komunitas desainer, dan pemerintah untuk mengembalikan daya beli dalam berbagai sektor industri-industri tradisional kearifan lokal. Serta ekonomi kreatif. Khususnya pasca Covid-19.
Dalam Pameran yang menyuguhkan sejumlah agenda menarik, yaitu : pameran produk UMKM unggulan, takshow, hingga International Business Clinic (IBC) yang mempertemukan pelaku UKM dengan praktisi dan perwakilan dagang dari negara tujuan ekspor, yakni ; Arab Saudi, Jepang, Australia, Belanda, China, Korea Selatan dan negara Asia lainnya.
"Keberadaan UITE 2025 sebagai momentum penting. Ini harus dimanfaatkan bagi para pelaku usaha wastra di Indonesia dan UKM. Kita ingin kembali membangkitkan motivasi dan semangat mendorong pasar bagi para pelaku UKM. Khususnya pengrajin wastra Indonesia," kata Anna.
"Akibat Covid 19, pengrajin wastra tradisional begitu berat karena menurun drastis daya beli yang mengakibatkan menurunya produksi," paparnya.
Hal tersebut, karena lebih dari dua tahun tidak ada kegiatan event pameran yang sebelum Covid-19 marak di berbagai daerah, sampai pameran ke berbagai mancanegara.
Oleh karena itu, lanjut Anna, pentingnya dukungan dari pemerintah. Khususnya kementerian terkait, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian UMKM.
Harapannya dapat terus mendorong pemulihan ekonomi. Juga mendorong terciptanya pangsa pasar yang lebih besar, luas, dan lebih baik. Khususnya pada sektor ini.
Komitmen Ditjen IKMA Kemenperin
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, menyatakan komitmen untuk membina pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar naik kelas serta siap menembus pasar ekspor atau global.
"Kami harap wastra kita mendunia. Pemerintah tak hanya mendorong dan support, tetapi memberikan pendampingan dari hulu ke hilir—dari aspek produksi, perizinan, sertifikasi, hingga pemasaran digital dan ekspor,” ujar Reni.
enurut Reni, dengan mendunia, pangsa pasar wastra Indonesia semakin meningkat. Tujuan akhirnya, lanjutnya, menjaga warisan budaya bangsa dan kearifan lokal.
"Pasar tak hanya terbatas di lokal tapi mendunia. Apalagi wastra tak hanya sebatas fashion, tapi kombinasi pakaian hingga tas, serta produk-produk industri kreatif lainnya juga," jelasnya. (RBS)