Bandung.Internationalmedia.id.-PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam kurun 4 tahun terakhir terus melakukan transformasi dari berbagai sisi, mulai dari pelayanan penumpang, barang, komersialisasi aset, hingga peningkatan kompetensi SDM.
Dari sisi angkutan penumpang, KAI menambah daftar bandara yang terkoneksi kereta api dengan hadirnya KA Bandara Adi Soemarmo Surakarta pada Desember 2019.
KAI juga terus melakukan penataan dan pengembangan stasiun terpadu di wilayah Jabodetabek yang bersinergi dengan Pemda, BUMD, dan swasta.
Peningkatan pelayanan kepada pelanggan juga dilakukan dengan adanya percepatan waktu tempuh perjalanan yang dimulai sejak 2022 hingga 2023 dan akan terus diprogramkan ke depannya.
Percepatan waktu tempuh perjalanan tersebut salah satunya mampu memangkas perjalanan KA hingga 78 menit. Untuk mengakomodasi permintaan pelanggan yang semakin meningkat, KAI secara berkala menambah KA-KA baru yang menghubungkan kota-kota yang sebelumnya belum terhubung.
Volume penumpang KAI Group pada 2018 yaitu sebanyak 423,8 juta pelanggan. Kemudian naik menjadi 429,2 juta pelanggan pada 2019. Lalu pada 2020 s.d 2022 masuk pandemi sehingga mempengaruhi volume angkutan penumpang.
Pada 2020 sebanyak 186,8 juta pelanggan, pada 2021 sebanyak 154,5 juta pelanggan, dan pada 2022 sebanyak 284,4 juta pelanggan. Adapun sampai dengan Semester I 2023, volume pelanggan KAI Group mencapai 179,6 juta pelanggan.
Pada bisnis angkutan barang, KAI secara kontinyu menambah sarana, perjalanan KA barang, serta mencari potensi baru dalam pendistribusian barang menggunakan kereta api.
Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global.
Volume angkutan barang KAI juga terus mengalami peningkatan. Pada 2020 KAI mengangkut 45,1 juta ton barang, pada 2021 sebanyak 50,3 juta ton barang, pada 2022 sebanyak 58,0 juta ton barang. Adapun pada Semester I 2023, KAI mengangkut 30,7 juta ton barang.
Pada saat pandemi melanda Indonesia, KAI berkomitmen untuk melakukan pengetatan protokol kesehatan, memberikan layanan vaksinasi gratis, serta menyediakan layanan Antigen murah di stasiun-stasiun.
KAI juga menggratiskan angkutan ratusan ton oksigen untuk penanganan Covid-19 serta menerapkan tarif yang sangat terjangkau untuk angkutan retail di tengah pembatasan mobilisasi masyarakat saat itu.
Di samping angkutan penumpang dan angkutan barang, KAI juga fokus terhadap optimalisasi aset. KAI terus melakukan sertifikasi aset dan memasarkan aset yang potensial secara proaktif.
Salah satu inovasi yang pertama kali terlaksana yaitu sistem naming right di stasiun dengan Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng sebagai proyek pertama.
“Kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir selama 4 tahun terakhir menguatkan DNA korporasi berkelas dunia di Kementerian BUMN dan BUMN. Dengan kepemimpinan yang kuat, langkah transformasi yang berani, serta kerja dan hasil nyata, berhasil meletakkan fondasi BUMN yang semakin kokoh untuk Indonesia yang lebih maju,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
Transformasi BUMN terus berlanjut hingga tahun 2023 yang merupakan tahun yang sangat penting bagi KAI, dimana pada tahun ini KAI menyelesaikan 2 Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh.
LRT Jabodebek merupakan transportasi yang menerapkan teknologi Communication-Based Train Control (CBTC) dengan sistem operasi Grade of Automation (GoA) level 3 atau driverless yang pertama di Indonesia, dimana seluruh pengoperasian kereta dikendalikan dari Operation Control Center (OCC).
LRT Jabodebek ini telah diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 28 Agustus 2023 dan mendapatkan tanggapan yang sangat positif dari masyarakat.
Selanjutnya, berdasarkan Perpres 93 tahun 2021, pemerintah telah mengamanatkan kepada KAI untuk menjadi pimpinan konsorsium BUMN untuk percepatan penyelesaian proyek Kereta Cepat Whoosh.
Pada Senin (2/10), Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Cepat Whoosh yang memiliki kecepatan maksimum 350 km per jam. Dengan kecepatan maksimum tersebut, Whoosh merupakan kereta api cepat pertama yang dioperasikan di Asia Tenggara. Sambutan yang luar biasa dari masyarakat juga dirasakan untuk Kereta Cepat Whoosh.
Untuk menggapai capaian-capaian tersebut, KAI tentu juga memperhatikan aset terpenting yaitu pengelolaan SDM. KAI telah dan terus meningkatkan kapabilitas dan kompetensinya melalui training, upscaling, dan rescaling agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tantangan masa kini dan masa yang akan datang.
“Dengan nilai-nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang menjadi pedoman bagi BUMN-BUMN, mampu mentransformasi KAI menjadi BUMN yang mampu meningkatkan manfaat untuk mobilitas masyarakat serta diharapkan berdampak terhadap peningkatan ekonomi di kota-kota yang dilalui transportasi massal kereta api,” tutup Didiek. (rel)