Notification

×

Iklan

Iklan

Tantang Desainer asal Indonesia dan Afrika Selatan Berkolaborasi Menggunakan Kain Tradisional

Kamis, 04 November 2021 | 12:28 WIB Last Updated 2021-11-04T05:28:46Z

Jakarta.Internationalmedia.id.-KBRI Pretoria dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg secara resmi meluncurkan tantangan bagi para desainer asal Indonesia dan Afrika Selatan bertajuk “Stories of Hope: Indonesia-South Africa Fashion Design Collaboration Incubation" (02/11/2021). 

Melalui program ini, para desainer akan berkolaborasi untuk menciptakan desain pakaian yang unik.

Selama lima pekan ke depan, tiga desainer Indonesia dan tiga desainer Afrika Selatan akan menghasilkan 6 desain pakaian dengan tema casual wear, semi-formal wear, dan formal wear. 

Hal unik lainnya dari kegiatan ini adalah penggunaan kain-kain tradisional kedua negara dalam karya-karya para desainer. Kain Indonesia yang akan digunakan adalah kain batik, sementara kain Afrika Selatan yang akan digunakan adalah ShweShwe.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, KBRI Pretoria dan ITPC Johannesburg menggandeng Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai mitra dari pihak Indonesia, dan The Foschini Group/TFG (perusahaan retail besar Afrika Selatan) sebagai mitra dari pihak Afrika Selatan, serta bekerja sama dengan the Imprint Luxury dari Afrika Selatan sebagai fasilitator kegiatan ini.

Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, menjelaskan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan interaksi antarwarga negara dan mempromosikan budaya serta ekonomi kreatif. 

Tema kegiatan ini terinspirasi dari perjuangan kedua negara yang sama-sama mengalami penjajahan di masa lalu hingga sama-sama tumbuh menjadi negara yang paling berpengaruh dan disegani di kawasan masing-masing di masa sekarang ini. 

“Pencapaian-pencapaian kedua negara dilandasi oleh api harapan untuk bisa terus maju," tutur Duta Besar Salman. “Menarik untuk melihat interpretasi para desainer akan kisah-kisah harapan dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara dalam hasil karya mereka," lanjutnya.

Sementara itu, Jacquii Sussmann, Kepala Desain dan Merchandise TFG, menyatakan bahwa kegiatan ini melengkapi berbagai upaya atas komitmen TFG untuk mendukung generasi muda dan masa depan mereka. 

“Selamat kepada para desainer yang berpartisipasi di program Stories of Hope ini! Kami senang menjadi bagian dari kegiatan pengembangan talenta pemuda dan tantangan kreatif ini," ucap Jacquii. 

“Tahun ini saja TFG telah menginvestasikan 13,7 juta Rand (sekitar 13,7 miliar Rupiah) untuk pengembangan pemuda, di antaranya dengan memberikan kesempatan kepada hampir 1000 pemuda yang tidak memiliki pekerjaan untuk belajar dan magang di Pusat Desain TFG. 

Banyak di antara pemuda tersebut kemudian berhasil menjadi pegawai tetap di TFG," pungkasnya.

Ali Charisma, Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber, mengungkapkan kegembiraannya karena asosiasi yang dipimpinnya dapat berpartisipasi pada kegiatan ini. 

“Terima kasih KBRI Pretoria yang telah mengajak dan memberikan kepercayaan kepada IFC untuk ikut serta dalam program kolaborasi ini" tutur Ali. 

“Program ini sangat bagus sekali dampaknya untuk industri fesyen Indonesia, karena kita bisa memperkenalkan batik kepada publik Afrika Selatan dan di saat bersamaan kitab bisa mengenal lebih dalam pasar Afrika untuk kepentingan komersial ke depannya. 

Program ini juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk membuka jaringan dan akses ke retailer besar di Afrika Selatan."

Para desainer Indonesia yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para anggota dari IFC, antara lain Irmasari Joedawinata, Raegita Oktora, dan Weda Githa. 

Sementara, dari pihak Afrika Selatan, para desainer yang terlibat adalah desainer-desainer di bawah naungan TFG, antara lain Bianca Malan, Nabeela Francis, dan Lisakhanya Matya.(marpa)

×
Berita Terbaru Update