Setahun lebih pandemi melanda negeri ini. Setiap hari berita nestapa tiada henti. Ramainya pemberitaan menjadikan covid-19 bagai hantu yang membuat ngeri.
Meskipun
begitu, masih banyak yang tidak mempercayai keberadaannya. Memang covid-19
tidak kasat mata, tetapi nyatanya korban terus berjatuhan.
Banyak pihak
mencurigai bahwa ini masalah bisnis. Pandemi seolah dijadikan ladang bisnis
untuk berjualan obat dan vaksin. Memang tidak bisa dipungkiri, pandemi telah
menyedot banyak amunisi. Tidak terkira banyaknya uang digelontorkan untuk
menangani penyakit yang semula diduga berasal dari Wuhan-Cina tersebut.
Masalahnya,
masih banyak yang tidak taat protokol kesehatan.
Lebih
parahnya lagi, ketika diberlakukan berbagai pembatasan, mulai dari Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai akhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) darurat sekalipun, masih banyak anggota masyarakat yang tidak
peduli.
Sampai kapan
cobaan bangsa ini akan terhenti, tak ada yang tahu pasti. Namun, ikhtiar harus
dilakukan di semua lini. Kita semua berharap perbaikan segera terjadi. Tidak
seorang pun ingin terus dalam kondisi seperti ini. Oleh karena itu, marilah
semua masing-masing menjaga diri.
Dalam
kondisi seperti ini sangat dibutuhkan penggunaan akal sehat. Jangan sampai kita
terpengaruh pikiran-pikiran sesat. Jangan sampai kita menyesal setelah
datangnya sekarat.
Bukankah
sehat menjadi terasa sangat berharga ketika sakit? Oleh karena itu, mencegah
lebih baik daripada mengobati. Sekali lagi, marilah kita gunakan akal sehat
agar pikiran dan tubuh kita senantiasa sehat walafiat.
Semoga saja
pandemi yang melahirkan banyak duka nestapa pada banyak keluarga ini segera
sirna. Terlalu lama bangsa ini tenggelam dalam duka. Kasihan keluarga yang
tulang punggungnya terkena PHK. Bahkan setelah itu mereka tak bisa lagi ke
mana-mana. Padahal, perut anak-anaknya sudah menganga.
Oh Tuhan,
kasihanilah mereka. Kasihanilah kami semua. Segerakan angkat segala derita
nestapa. Jangan desak kami ke tepi jurang putus asa hingga tak tahu lagi mara
bahaya.