Menlu RI, Retno L P Marsudi
Jakarta.Internnationalmedia.id.-Menteri Luar Negeri
(Menlu) RI, Retno L.P. Marsudi dan Menlu Rusia, Sergey Lavrov telah memimpin
bersama Pertemuan Khusus Tingkat Menteri ASEAN-Rusia yang dilaksanakan secara
virtual pada 6 Juli 2021.
Pertemuan telah membahas kerja sama kemitraan
strategis ASEAN dan Rusia yang tahun ini memasuki tahun ke-25. Menlu RI juga
mendorong penguatan kerja sama dalam sektor kesehatan, khususnya penanganan
pandemi dan pemulihan ekonomi.
“Kenaikan kasus COVID-19, kemunculan berbagai varian
baru dan kesenjangan vaksinasi global merupakan pengingat bahwa ASEAN dan Rusia
harus bekerjasama dengan lebih baik dalam menghadapi pandemi,” ujar Menlu RI
dalam pidato pembukaannya.
“Namun di sisi lain, upaya menjaga perdamaian dan
stabilitas di kawasan tetap harus menjadi perhatian utama,” tambahnya.
Lebih lanjut, Menlu RI menyampaikan dua isu utama
pada pertemuan: Pertama, mengenai kerja sama penanganan pandemi. Menlu RI
mendorong Rusia untuk mendukung pemenuhan kebutuhan vaksin di kawasan melalui
doses-sharing, memprioritaskan negara ASEAN sebagai penerima vaksin Rusia serta
menjajaki kemungkinan joint-production dengan Negara Anggota ASEAN.
Menlu RI juga mengajak ASEAN dan Rusia untuk
bersama-sama memperkuat dukungan terhadap COVAX Facility, negosiasi TRIPS
Waiver serta keseteraan pengakuan terhadap vaksin.
Selain itu, Menlu menegaskan pentingnya penguatan
ketahanan kesehatan kawasan. Kolaborasi dengan Rusia diharapkan dapat
meningkatkan kemandirian kawasan dalam industri kesehatan dan farmasi,
penelitian serta penguatan sistem pencegahan dini kawasan.
“ASEAN-Rusia juga memiliki tanggung jawab untuk
memperkuat WHO dan tatanan kesehatan global untuk mengantisipasi munculnya
pandemi di masa mendatang,” tegas Menlu RI.
Kedua, terkait arsitektur kawasan. Menlu RI melihat
persamaan prinsip-prinsip Visi Rusia mengenai arsitektur kawasan dan ASEAN
Outlook on The Indo Pacific (AOIP), yang menjadi semakin relevan di masa pandemi.
“Saatnya kita mengedepankan kerjasama dibandingkan
persaingan, kolaborasi dibandingkan kompetisi,” imbuh Menlu RI menggarisbawahi
pentingnya kerjasama dan kolaborasi kedua belah pihak.
Indonesia juga mengajak Rusia untuk mendukung
sentralitas ASEAN serta upaya mengatasi situasi di Myanmar, termasuk
implementasi Five-Point Consensus.
Terkait usulan Rusia untuk menyelenggarakan
Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN Rusia pada Oktober 2021, Menlu menekankan bahwa
KTT harus menjadi momentum penguatan kemitraan ASEAN dan Rusia untuk mengatasi
berbagai tantangan dan juga meningkatkan kontribusi Rusia di kawasan.
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendorong
komitmen dan peran aktif Rusia di kawasan Asia Tenggara tersebut telah
menghasilkan outcome document berupa Co-chairs Summary yang pada intinya
menyepakati untuk mempercepat proses pemulihan paska-pandemi, termasuk menekan
dampak-dampak sosio-ekonomi, mengembalikan stabilitas makroekonomi dan
finansial, supply chain, konektivitas dan memperkuat ketahanan lingkungan.
Pertemuan juga menyepakati rencana diselenggarakannya
KTT ASEAN-Russia pada bulan Oktober 2021, dan berbagai kesepakatan kerja sama
di berbagai bidang, antara lain keamanan maritim, kemanan teknologi komunikasi
dan informasi, penanganan bencana, serta penanggulangan terorisme dan kejahatan
lintas batas.
Rusia telah menjadi mitra strategis ASEAN sejak
tahun 1996, dan dalam kurun waktu 25 tahun tersebut telah mengembangkan
hubungan dan kerja sama yang erat di berbagai bidang, termasuk politik dan
keamanan, ekonomi, sosial dan budaya. Indonesia menjadi negara koordinator
kemitraan ASEAN-Russia untuk periode tahun 2018-2021.(marpa)