Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat bertemu dengan Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki di Kota Bandung, Jumat (2/4/2021) malam.
Bandung.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat
(Jabar) Ridwan Kamil mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
untuk memanfaatkan potensi pasar sebesar Rp 400 triliun.
Nilai yang sangat besar tersebut berasal dari
belanja kementerian dan lembaga pemerintah pusat sepanjang 2021 yang difokuskan
pada produk UMKM.
"Ada Rp 400 triliun per tahun belanja
kementerian dan lembaga. Silakan UMKM untuk merespon peluang yang luar biasa
ini," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- usai bertemu Menteri Koperasi
dan UKM RI Teten Masduki di Kota Bandung, Jumat (2/4/2021) malam.
Kang Emil menuturkan, belanja pemerintah sebesar Rp 400
triliun tersebut bertujuan untuk menggairahkan pelaku UMKM yang sempat terpuruk
akibat pandemi COVID-19, dan mendorong pemulihan ekonomi.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Jabar, sekitar 37.119 UMKM terdampak pandemi, 14.991 di antaranya merupakan
pelaku ekonomi kreatif. Ada UMKM yang berhenti produksi maupun gulung tikar.
Menurut Kang Emil, Pemerintah Daerah (Pemda)
Provinsi Jabar intens melahirkan inovasi-inovasi untuk menggairahkan kembali
roda produksi UMKM. Salah satunya dengan menggagas program ICALAN (Inovasi Cara
Penjualan).
"Kadang-kadang UMKM bingung harus jualan ke
mana karena ketidaktahuan, maka market Rp 400 triliun silakan dimanfaatkan oleh
UMKM Jabar," ujarnya.
Pemda Provinsi Jabar juga telah berkomitmen
menyelesaikan permasalahan yang dialami pelaku UMKM saat ini. Mulai dari
pemasaran atau promosi, bantuan kredit, hingga mewajibkan ASN untuk membeli
produk UMKM.
"Intinya kami berkomitmen menyelesaikan
permasalahan UMKM karena sangat multidimensi mulai pemasaran dan
lain-lain," tutur Kang Emil.
Salah satu kendala yang dialami UMKM saat pandemi
adalah sulit mencari bahan baku impor.
Kang Emil mengungkapkan, ada UMKM yang produknya diekspor, tetapi bahan baku
harus impor lebih dulu.
"Jadi impor itu terbagi dua, impor yang dijual
di pasar kita, dan ada yang impor untuk diekspor lagi," ucapnya.
Pelaku UMKM mengeluh kesulitan mendapatkan bahan
baku impor tersebut karena tidak bisa digantikan dengan produk lain. Oleh
karena itu, Pemda Provinsi Jabar bersama Kementerian Koperasi dan UKM tengah
mencari solusi bersama menyelesaikan kendala tersebut.
"Mencari penggantinya itu susah, tetap mereka
harus impor bahkan yang bertahan kini tersisa 30 persen, karena itu sedang kami
cari solusinya bersama Kemenkop UKM," ujar Kang Emil.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki,
menuturkan, belanja kementerian dan lembaga senilai Rp400 triliun merupakan
hikmah dari adanya pandemi COVID-19. Menurutnya, ketika daya beli masyarakat
turun, maka penyerap produk UMKM haruslah pemerintah.
"Sekarang ini yang harus menyerap produk UMKM
adalah pemerintah karena daya beli masyarakat sedang turun, jadi market Rp400
triliun ini agar bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM," kata Teten.
Supaya nilai tersebut bisa cepat terserap oleh UMKM,
kata Teten, pihaknya menggandeng pemerintah daerah untuk mendampingi UMKM yang
bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa.
"Kami ingin kerja sama dengan daerah,"
ucap Teten.
Teten menuturkan, dirinya mendapatkan informasi dari
Kang Emil terkait hal-hal yang dibutuhkan UMKM untuk memanfaatkan belanja
kementerian dan lembaga, yakni data mengenai produk yang dibutuhkan oleh
pemerintah.
"Kang Emil tadi sudah sampaikan mereka butuh data apa saja yang dibutuhkan pemerintah, saya kira kita bisa siapkan karena ini marketnya sudah jelas, seperti seragam, furniture, peralatan pertanian dan kesehatan," ucap Teten.(Lys