Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat rakor virtual bersama Menteri Perhubungan dan Ketua Satgas Penanganan COVID-19/Kepala BNPB dari Pendopo Bupati Cirebon, Kamis (29/4/2021)
Cirebon.Internationalmedia.id.-Gubernur Ridwan Kamil
meminta masyarakat dan seluruh stakeholders menjaga tren penurunan kasus
COVID-19 di Jabar. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan terutama di area
transportasi jelang Idul Fitri 1442 H/2021.
Hal ini diungkapkan dalam rakor antara Gubernur
bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua Satgas Penanganan
COVID-19/Kepala BNPB Doni Monardo secara virtual dari Pendopo Bupati Cirebon,
Kamis (29/4/2021).
Pertemuan juga diikuti seluruh bupati/ wali kota,
serta camat se-Jabar.
Upaya mutlak yang wajib dilakukan masyarakat agar
tren menurun dapat dipertahankan adalah dengan tidak pulang kampung saat
Lebaran. Jika memaksa, tsunami COVID-19 di India sangat berpotensi terjadi di
Indonesia bila warganya lengah dan mengendurkan kedisiplinan.
"Kami ingin tren (penurunan COVID-19) ini
dijaga. Semoga dengan melakukan koordinasi hari ini khususnya kewaspadaan dan
pelarangan mudik, tren yang baik ini bisa kita terus pertahankan,"
ujarnya.
Agar tidak terjadi kebocoran pemudik. Pemda Provinsi
Jabar – pemkab/pemkot bersama kepolisian/TNI telah menyekat 120 titik di pintu-
pintu masuk wilayah, termasuk di jalur tikus yang menjadi incara pemudik nakal.
"120 titik akan kami sekat termasuk jalan tikus
akan dijaga dan razia karena Jabar punya anglomerasi Bodebek dan Bandung
Raya," ujar Kang Emil.
Bila mudik tetap dilakukan, yang paling rawan
tertular COVID-19 adalah para lansia di kampung halaman. Gubernur mengingatkan
peristiwa tahun lalu warga Ciamis meninggal setelah dikunjungi anaknya yang
mudik dari Jakarta, harus dijadikan pelajaran.
"Yang paling rawan adalah lansia, kami tidak
mau terulang lagi seperti kasus mudik di Ciamis tahun lalu," tuturnya.
Saat ini, sosialisasi, edukasi, dan strategi
komunikasi sedang dijalankan melalui berbagai saluran media untuk menanamkan
kesadaran tidak mudik dan jika memaksa akan berbahaya. "Sosialisasi
larangan mudik akan makin gencar," ucap Kang Emil.
Namun apabila sampai ada pemudik yang sampai lolos
melewati sekat dan sampai ke kampung
halamannya, Gubernur meminta posko RT/RW/kelurahan/desa memberlakukan karantina
selama lima hari. Dengan demikian, fasilitas rumah isolasi harus benar – benar
siap.
"Saya titip ke camat dan disampaikan lagi ke
kepala desa. Pastikan kalaupun ada pemudik yang bocor, tolong fasilitasi
karantina lima hari. Apakah itu di SD, rumah warga atau rumah angker
sekalipun," sebutnya.
Khusus kabupaten/kota yang memiliki pantai, agar
waspada pascalebaran tempat wisata laut akan menjadi incaran masyarakat yang
sudah menahan keinginan berlibur selama sebulan selama Ramadan.
"Khusus yang wilayahnya punya pantai apalagi
Pangandaran agar diketatkan pengendalian wisatawan, karena berpotensi penularan
bila berkerumun," tutur Kang Emil.
Dilaporkan, kasus COVID-19 di Jabar mengalami tren
penurunan cukup signifikan. Walaupun pemerintah pusat mencatat kasus aktif di
Jabar saat ini sebanyak 30.225, namun Gubernur memastikan bahwa angka tersebut
40 persennya adalah kasus lama.
"Sekarang 30.225 tapi 40 persennya kasus lama.
Jadi sebenarnya kurang lebih 19.000 yang ada di catatan kami," ucapnya.
Angka kesembuhan juga tinggi di angka 87,7 persen,
dan angka kematian 1,3 persen lebih baik dari angka rata-rata nasional.
Sementara tingkat keterisian rumah sakit oleh pasien COVID-19 grafiknya terus
menurun. Sempat menyentuh angka 80 persen di awal tahun 2021, lalu turun ke 50
persen di bulan Maret. Kini keterisian rumah sakit di seluruh Jabar tinggal
43,8 persen.
"Ini harus jadi tren jangan terganggu oleh
libur panjang karena mudik," harap Kang Emil.(mar)