Dubes RI untuk Iran, Ronny P Yuliantoro
Jakarta.Internationalmedia.id. Duta Besar Indonesia
untuk Iran, Ronny P. Yuliantoro di depan peserta The Third Technology
Investment Meeting (TIM2021) menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 yang melanda
dunia saat ini telah berdampak pada semua sektor kehidupan.
Akibatnya, semua negara harus bekerja keras memenuhi
kebutuhannya akan obat-obatan, alat kesehatan dan vaksin, melalui penguatan
sistem kesehatan nasional dan membuka peluang investasi baru di bidang
bioteknologi, telemedicine, farmasi dan lain-lain, katanya, Selasa,(16/02/2021).
Saat ini Indonesia telah melakukan reformasi
ekonomi dengan fokus pada pembangunan
ketahanan kesehatan nasional (National Health Resillience) dan seperti negara
lainnya.
Indonesia juga melakukan impor alat-alat kesehatan
selain memperluas kapasitas produksi dalam negeri dan suplai teknologi medis.
Indonesia menjadi pasar potensial dan
peluang besar bagi para investor asing serta menjadi hub di Kawasan Asia
Tenggara dan telah melakukan penyederhanaan prosedur perizinan usaha dan
insentif guna mendorong iklim investasi.
Indonesia terus melakukan kerjasama dan koordinasi
dengan Iran di sektor kesehatan baik antar pemerintah maupun swasta dan melalui
penandatanganan Product Supply Agreement mesin hemodialisis pada tanggal 2
Februari 2021 antara Arya Teb Firouz Co. dan Barakah Medika Nusantara
menunjukkan kedua negara semakin memperkuat kerjasamanya di sektor tersebut.
Kerjasama dan kolaborasi juga diharapkan dilakukan
dengan negara-negara anggota D-8 lainnya terutama pembangunan industri
kesehatan, riset dan pengembangan SDM di sektor kesehatan.
Lebih lanjut Dubes Ronny menyampaikan bahwa pandemi
COVID-19 juga telah berdampak terhadap UMKM yang memiliki andil besar dalam
pembangunan ekonomi, namun di sisi lain terjadi percepatan pertumbuhan
teknologi digital.
Ekonomi digital akan berperan penting dalam
pemulihan ekonomi, oleh karena itu para pengusaha UMKM dituntut untuk bisa
memanfaatkannya dengan baik dan peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk
memperkuat kerjasama ekonomi digital UMKM.
Saat ini Indonesia memiliki platform e-commerce yang
terus berkembang sejak lima tahun lalu dan menjadikan Indonesia menempati urutan kelima negara di dunia dengan sekitar
2.208 perusahaan start-up setelah AS, India, Inggris dan Kanada.
Pada kesempatan tersebut, Dubes RI menyampaikan kesiapan Indonesia
untuk bekerjasama dengan negara-negara D-8 di bidang ekonomi digital.
TIM2021 merupakan side event pada The D-8
Technology Transfer and Exchange Network (D8TTEN) yang dihadiri sekitar 40
investor dari 21 negara dan 20 perusahaan start-up Iran dimana 30 % diantaranya
bergerak di bidang kesehatan. Pertemuan yang
dibagi ke dalam 5 sesi tersebut
dilaksanakan secara virtual selama dua
hari.
Kelompok D-8 beranggotakan 8 negara berkembang Islam
yaitu Indonesia, Iran, Turki, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Mesir dan
Nigeria.(lysmar)
(Sumber: KBRI Tehran)