Waketum Gerinsra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
Jakarta.Internationalmedia.id.-Wakil Ketua Umum DPP Partai
Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengatakan mendukung kebijakan yang
diambil pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga persatuan
Indonesia.
Di antaranya, keponakan Menteri Pertahanan Prabowo
Subianto ini menyebutkan, dengan bersikap tegas atau 'memberangus' terhadap
kelompok intoleran yang membahayakan masa depan NKRI.
"Karena hal ini bukan soal siapa yang berkuasa,
tapi keutuhan bangsa ini," kata Rahayu dalam keterangan tertulis, Sabtu, 2
Januari 2021.
Ia pun mengatakan untuk bangkit dari permasalahan
2020 Indonesia tak memerlukan pihak-pihak yang memecah belah.
Di momentum awal tahun 2021 ini, perempuan yang
akrab disapa Sara ini mengatakan, Gerindra menegaskan tetap berpegang teguh
pada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Untuk bangkit dari permasalahan 2020, kita
tidak membutuhkan pihak-pihak yang memecah belah tapi saatnya menjaga persatuan
bangsa," ujarnya.
Sara mengatakan Gerindra menyambut 2021 dengan penuh
optimisme. Partai Gerindra, kata dia, berharap tahun ini menjadi tahun
penyembuhan dan kebangkitan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
Sara pun mengajak semua pihak mendukung program
pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang dicanangkan pemerintah.
Mari kita wujudkan 2021 sebagai tahun penyembuhan
melalui program vaksinasi dari pemerintah," kata mantan anggota Komisi
Sosial Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Sara tak merinci siapa kelompok intoleran yang dia
maksud. Namun, pemerintah resmi melarang organisasi masyarakat Front Pembela
Islam (FPI) untuk berkegiatan.
Dalam Surat Keputusan Bersama enam menteri dan
kepala lembaga, pemerintah menyebut FPI secara de jure telah bubar lantaran tak
memperpanjang Surat Keterangan Terdaftar (SKT).
Namun di sisi lain, menurut pemerintah, FPI masih
terus melakukan kegiatan yang mengganggu ketentraman, ketertiban umum, dan
melanggar hukum. Ormas ini di antaranya tercatat beberapa kali melakukan
sweeping dan provokasi kebencian.(*)