Notification

×

Iklan

Iklan

"Mameakhon Batu Ojahan", Groundbreaking Pembangunan Penggantian Jembatan Aek Tano Ponggol Samosir, Dimulai

Selasa, 26 Januari 2021 | 19:36 WIB Last Updated 2021-01-26T12:36:47Z


Pembangunan Jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatra dengan Pulau Samosir, dimulai

Samosir.Internationalmedia.id.-Pembangunan Penggantian Jembatan Aek Tano Ponggol Kec. Pangururan Kabupaten Samosir resmi dimulai yang ditandai dengan Ground Breaking (Mameakhon Batu Ojahan/peletakan batu pertama) yang dilaksanakan di lokasi Tano Ponggol Kecamatan Pangururan, Selasa (26/01/2021).

 

Tambos selaku PPK/Kasatker menyatakan, pekerjaan konstruksi Jembatan Aek Tano Ponggol sepanjang 294 M merupakan salah satu pendukung pengembangan Wisata Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional(KSPN) prioritas.

 

Jembatan ini merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba. Desain jembatan tersebut akan mengadopsi kearifan lokal adat Batak dengan perkiraan ketinggian ideal jembatan sekitar 10 meter dari permukaan danau.

 

Didukung oleh pelebaran alur Tano Ponggol dari 25 meter menjadi 80 m sepanjang 1,2 Km sehingga dapat dilewati oleh kapal pesiar.

 

GM Supervisi PT. Wijaya Karya Dwi Susanto menyebutkan, bahwa desain Jembatan Tano Ponggol mengakomodir budaya lokal dengan konsep dalihan natolu yang merupakan ciri khas budaya Batak.

 

Diharapkan dengan dukungan pemerintah dan masyarakat pembangunan jembatan berjalan aman dan berkualitas sesuai dengan waktu kontrak sekitar 17 Bulan.

 

Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Samosir Drs. Rapidin Simbolon, MM, Wakil Ketua DPRD Samosir Pantas Marroha Sinaga, Dirjen Bina Marga Kemen PUPR yang diwakili Kepala BPPJN Sumut Ir. Selamat Rasidi, M.Sc, Kapolres Samosir Josua Tampubolon, Dinas Bina Marga Provsu,  mewakili Kajari Samosir, Pimpinan OPD, Tokoh Agama, FKTM, Kontraktor Pelaksana PT. Wijaya Karya, dan Konsultan perencana.

 

GM Supervisi PT. Wijaya Karya Dwi Susanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa desain Jembatan Tano Ponggol mengakomodir budaya lokal dengan konsep dalihan natolu yang merupakan ciri khas budaya Batak. Diharapkan dengan dukungan pemerintah dan masyarakat pembangunan jembatan berjalan aman dan berkualitas sesuai dengan waktu kontrak sekitar 17 Bulan.

 

Bupati Samosir Drs. Rapidin Simbolon, MM mengapresiasi dan menyampaikan penghargaan kepada masyarakat khususnya masyarakat sekitaran Tano Ponggol yang telah bersedia memberikan tanahnya untuk dipergunakan bagi kepentingan umum demi Samosir yang semakin maju.

 

Atas nama masyarakat Samosir, Bupati menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden RI Joko Widodo atas perhatian khusus bagi pembangunan yang ada di Kabupaten Samosir untuk membangkitkan pariwisata KSPN Danau Toba.

 

Dikatakan, selain pembangunan  Jembatan Tanah Ponggol, tahun 2021 ini ada berbagai proyek pembangunan di Samosir yang sangat strategis dan vital dalam mendukung pariwisata Samosir.  Proyek tersebut di antaranya, Pembangunan Waterfront City Pangururan dan Tele, Penataan kawasan wisata Tomok, Pembangunan Pasar Tomok, Pembangunan TPA dikawasan Tele.

 

Juga pembangunan Dermaga Sipinggan dan Onan Runggu, lanjutan pembanguna  Jalan konektifitas 7 Kabupaten kawasan Danau Toba dari  Simpang Gotting, Harian hingga nantinya tembus ke Kabupaten Humbang Hasundutan dan Bandara Silangit, Lanjutan pembangunan Huta Siallagan, dan Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh).

 


Khusus proyek pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol yang akan dimulai hari ini,Selasa(26/01/2021), Bupati memohon kerjasama kepada masyarakat untuk bersedia menuntaskan pelepasan tanah demi terwujudnya semua program yang telah dicanangkan.

 

Kepada pihak yang terkait dalam pengurusan pembebasan lahan agar menseriusi hal ini dengan mendengarkan hak-hak masyarakat pemilik lahan dengan melakukan pendekatan bersifat kekeluargaan tentu dengan peraturan yang berlaku, pintanya.

 

Dirjen Bina Marga Kemen PUPR yang diwakili oleh Kepala BBPJN Sumut Selamat Rasidi meminta kerjasama yang baik agar proses pembangunan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, khususnya dari para pemilik lahan karena masih ada sekitar 28 % lahan yang belum tuntas pembebasannya.

 

Kepada para penyedia jasa yang menangani pembangunan ini diminta agar dalam pelaksanakan pembangunan lebih mengutamakan kualitas dan zero accident serta menerapkan protokol kesehatan, dan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, FKPD dan masyarakat.


Ditjen Bina Marga telah melakukan optimasi biaya pembangunan jembatan Aek Tano Ponggol yang semula Rp 297 miliar menjadi Rp 175 miliar. Awalnya akan dibiayai dengan dana pinjaman Bank Dunia menjadi mengunakan dana APBN Murni.(Ung)

×
Berita Terbaru Update