Jakarta.Internationalmedia.id.-KJRI Cape Town telah melepas kepulangan seorang kru pelaut Indonesia bernama Syahrul Fajar yang selamat pada insiden tenggelamnya kapal berbendera Belize Geo Searcher di Perairan Atlantik (05/11/2020).
Penyelamatan total 62 kru pelaut asing kapal
tersebut oleh SA Agulhas II disebut oleh South African Maritime Safety
Authority (SAMSA) sebagai aksi penyelamatan terbesar di Afrika Selatan dalam
satu dekade terakhir.
Menurut Syahrul yang merupakan mandor kapal naas Geo
Searcher tersebut, insiden terjadi pada tanggal 15 Oktober 2020 sore saat kapal
sedang beroperasi di perairan Gough Island, samudera Atlantik yang berjarak
2500 kilometer dari Cape Town, Afrika Selatan. Kapal terbawa arus dan menabrak
batu-batuan karang sebelum akhirnya tenggelam. Syahrul adalah dua orang
terakhir yang meninggalkan kapal bersama kapten.
Melalui koordinasi dengan SAMSA, SA Agulhas II
kemudian menuju tempat insiden dan mengangkut semua pelaut untuk dibawa ke Cape
Town. KJRI Cape Town telah mendampingi pelaut dimaksud sejak ketika yang bersangkutan
tiba di Cape Town pada tanggal 26 November 2020 malam.
Atas kerja sama yang baik antara KJRI Cape Town
dengan pihak asuransi P&I Club dan kantor imigrasi Pelabuhan Cape Town,
Syahrul memperoleh izin transit di fasilitas akomodasi yang telah ditunjuk
selama menunggu waktu pemulangan.
Di samping pendampingan, KJRI Cape Town juga telah
memberikan fasilitas kekonsuleran lainnya. Pembaharuan paspor yang bersangkutan
telah diterbitkan. Paspor dan buku pelaut Syahrul telah hilang dalam insiden
kapal tenggelam tersebut. Selain itu, sebelum pemulangan, KJRI Cape Town telah
menerbitkan surat keterangan jalan dan menyampaikan penjelasan detail terkait
alur repatriasi hingga ke daerah asal.
Syahrul dipulangkan dari Cape Town dengan Qatar
Airways QR1370. Yang bersangkutan dijadwalkan tiba di Indonesia dengan pesawat
QR0958 pada tanggal 7 November 2020, pukul 07:25 WIB.
Tidak pernah terdeteksi kasus COVID-19 di atas kapal
Geo Searcher. Pada tanggal 25 Agustus 2020, kapal berlayar untuk memulai
operasi di perairan Atlantik. Sebelum dipulangkan, uji swab/PCR Syahrul
menunjukkan hasil negatif (tidak terdeteksi)
(Sumber: KJRI Cape Town)