Notification

×

Iklan

Iklan

Menteri BUMN: 93 Juta Orang di Indonesia dipastikan dapat Vaksin Gratis

Kamis, 03 September 2020 | 14:24 WIB Last Updated 2020-09-03T07:24:32Z
Ilustrasi vaksin Covid-19. /TheDigitalArtist

Jakarta.Internationalmedia.id.- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan vaksinasi Covid-19 (virus Corona) gratis akan mengacu pada data di BPJS Kesehatan.

Vaksin gratis bakal diprioritaskan untuk peserta penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang jumlahnya 93 juta orang.

"Kami jelaskan vaksin itu ada yang merupakan bantuan gratis dari pemerintah, untuk data-data penting, apakah nanti datanya juga dilebarkan dengan BPJS Kesehatan yang jumlah PBI-nya ada 93 juta.

Nah ini yang kita menjadi prioritas juga untuk nanti masuk ke dalam vaksin gratis pemerintah," kata Erick Thohir pada acara konferensi pers, Kamis 3 September 2020.
Nantinya, data peserta PBI BPJS Kesehatan akan diverifikasi kembali untuk memastikan bahwa tidak ada orang-orang mampu yang justru mendapatkan vaksinasi gratis dari pemerintah.
Upaya sendiri terus dilakukan untuk pengadaan vaksin Covid-19 yang melibatkan beberapa negara, dan bahkan sudah dimulai tahun ini hingga 2021.
Adapun, saat ini juga tengah dilakukan uji klinis vaksin buatan Sinovac Biotech di Bandung, Jawa Barat.

"Datanya benar atau enggak? kita verifikasi lagi. Seperti kita memverifikasi ketika (penyaluran) subsidi gaji 15,7 juta (peserta) memakai BPJS Ketenagakerjaan, BPJAMSOSTEK itu ada verifikasinya. (PBI) 93 juta ini kita verifikasi, kita pastikan yang mendapatkan bantuan bukan orang kaya," tandasnya.

Soal harga vaksinasi mandiri, Erick belum menyebut berapa harga yang harus dikeluarkan oleh masyarakat.

"Harga itu dinamikanya tinggi, tergantung masing-masing penjual yang tetapkan (harga) bukan saya, tapi penjualnya. Karena itu, vaksin Merah Putih harus kami buat supaya kalau negara lain mau beli vaksin, kami tetapkan harga. Kalau hari ini kami tidak tetapkan harga," ujarnya.

Ia mengatakan jika nanti terdapat perbedaan harga vaksin, maka bergantung pada faktor biaya penemuan vaksin, kapasitas produksi, dan sebagainya.

Namun, Erick memastikan vaksin covid-19 yang siap edar memiliki kualitas bagus lantaran sudah melalui uji klinis tahap ketiga.

"Jadi kalau ditanya vaksin kenapa ada yang 5 dolar AS, 8 dolar AS, 20 dolar AS. Kalau dibilang karena kualitas? Tidak juga, karena semuanya (kualitas) bagus karena sudah uji klinis ketiga," katanya.(*)

×
Berita Terbaru Update