![]() |
| Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita |
Jakarta.Internationalmedia.id-Kementerian Perindustrian terus memacu percepatan industri nasional berbasis inovasi dan teknologi melalui implementasi Making Indonesia 4.0 yang telah dijalankan sejak tahun 2018. Inisiatif ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem transformasi digital yang inklusif.
“Making Indonesia 4.0 merupakan hasil kolaborasi lintas sektor yang diharapkan mampu memperkuat rantai nilai industri, memperluas inovasi, dan melahirkan talenta yang mampu mengelola dan mengembangkan teknologi,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara “AI for Indonesia” di Jakarta, Kamis (23/10).
Menperin menyampaikan terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan fokus untuk mengembangkan potensi ekonomi nasional dalam transformasi digital seperti kercerdasan buatan (AI), di antaranya yaitu penguatan kompetensi dan kapasitas talenta digital di seluruh jenjang industri, penerapan manajemen perubahan, dan perumusan strategi proses bisnis yang adaptif.
Ketiga hal ini menjadi bukti bahwa keberhasilan implementasi AI dipengaruhi kesiapan faktor manusia dan proses bisnis.
Kemenperin juga terus berupaya dengan berbagai Langkah strategis untuk memperkuat kapasitas talenta bangsa melalui pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri agar mampu beradaptasi dengan teknologi digital. Penguasaan AI menjadi salah satu kunci dalam pengembangan industry manufaktur yang mandiri dan berdaya saing global.
Peningkatan Kinerja Sektor Industri
Dalam kesempatan yang sama, Menperin menegaskan implementasi Making Indonesia 4.0 menjadi langkah strategis Indonesia dalam mewujudkan aspirasi sebagai salah satu dari 10 ekonomi terbesar nyata terhadap peningkatan kinerja dan daya saing industri nasional.
Disisi lain, Kemenperin telah menetapkan 29 perusahaan National Lighthouse Industri 4.0 yang dinilai telah berhasil mengimplementasikan transformasi industri 4.0 pada sektor industry manufaktur dan menjadi percontohan bagi adopsi teknologi transformasi industri di Indonesia.
Adapun ke-29 perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor industri seperti elektronika, otomotif, farmasi, tekstil, kimia, semen, makanan dan minuman, serta industri aneka.
Menperin menjelaskan berdasarkan laporan dari perusahaan National Lighthouse Industri 4.0, kebermanfaatan penerapan AI berdampak positif pada kenaikan pendapatan perusahaan, peningkatan daya saing produksi, serta proyeksi logistik dan penggunaan bahan bakar.
Tidak hanya memacu efisiensi dan akurasi proses produksi, pemanfaatan AI turut turut membuka peluang baru dalam mewujudkan transformasi menuju industri yang smart dan berkelanjutan.
Terlepas dari itu, Menperin menambahkan AI bukan tujuan. “Tujuan kita adalah mensejahterakan rakyat, dan AI adalah alat untuk mencapai tujuan tersebut. AI juga tidak hanya sekedar tren, namun dibutuhkan bagi sektor industri manufaktur.
Kami mengapresiasi Kumparan atas pemilihan tema “AI for Indonesia” serta komitmennya yang sejak tahun 2024 secara konsisten telah menghadirkan ruang kolaborasi lintas sektor untuk mengembangkan ekosistem AI di Indonesia,” tutup Menperin.(RBS)
