Notification

×

Iklan

Iklan

Program Desa "BISA" Ekspor Siap Jadi Lokomotif Ekspor Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 06:36 WIB Last Updated 2025-09-09T23:36:10Z
Prosesi peluncuran ekspor

Jembrana, Internationalmedia.id-Menteri Perdagangan Budi Santoso memimpin peluncuran Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor di Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (9/9). 

Mendag, sapaan akrabnya Busan menyebut, Desa BISA Ekspor menjadi gerakan kolaboratif antara pemerintah dan swasta untuk menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia. 

Dengan menggali potensi produk unggulan local yang ada di desa, program ini diyakini akan membawa kesejahteraan nyata bagi masyarakat desa. “Hari ini, kita bersinergi meluncurkan Program Desa BISA Ekspor. Keberhasilan ekspor tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui kerja sama erat pemerintah, swasta, koperasi, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia,” ujar Mendag Busan.

Mendag Busan menekankan, Desa BISA Ekspor merupakan kolaborasi Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, Astra, serta pihak-pihak terkait lainnya.

Pelepasan Ekspor Produk Desa Devisa

Peluncuran program Desa BISA Ekspor juga ditandai dengan pelepasan ekspor simbolis dari Desa Devisa binaan LPEI. Desa Devisa Kakao Jembrana melepas ekspor kakao fermentasi senilai Rp2,4 miliar ke Prancis, Desa Devisa Benih Bandeng Buleleng mengekspor benih bandeng senilai Rp45 juta ke Filipina, sementara Desa Devisa Benih Hortikultura Bali mengekspor buah, sayur, dan bunga senilai Rp6 juta ke Singapura.

“Saat ini, kita patut berbangga karena beberapa desa telah berhasil mengekspor  produk mereka. Iniadalah capaian awal yang membanggakan dan semoga terus meningkat di masa mendatang,” kata Mendag Busan.

Sementara itu, Pembina Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) Agung Widiastuti mengungkapkan,pihaknya telah melakukan pendampingan kepada petani kakao di Jembrana untuk meningkatkan kualitas produksi, khususnya pada biji kakao fermentasi (BKF). Upaya ini membuahkan hasil dengan berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara.

“Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran besar Kemendag yang hadir sebagai fasilitator, terutama melalui dukungan Atase Perdagangan RI yang menjadi jembatan penting dalam memperluas akses pasar global,” kata Agung.

Agung menambahkan, Koperasi KSS berhasil menjalin kolaborasi dengan produsen cokelat ternama dunia, yaitu Valrhona di Perancis. Kendala regulasi ekspor yang sempat dihadapi dapat diatasi berkat fasilitasi penuh Atase Perdagangan RI di Paris. “Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi koperasi lokal dengan pemerintah mampu mengangkat potensi kakao Jembrana ke pasar internasional,” imbuh Agung.(RBS)

×
Berita Terbaru Update