Notification

×

Iklan

Iklan

Tidak Bisa Dibiarkan Macet Terus, Gubernur Jabar Operasikan Angkutan Massal Bandung Raya Go Green

Sabtu, 24 Desember 2022 | 16:40 WIB Last Updated 2022-12-24T09:40:44Z
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri "Kick Off" Angkutan Massal Bandung Raya Go Green di Terminal Leuwi Panjang, Kota Bandung, Sabtu (24/12/2022) (Foto: Biro Adpim Jabar)

Bandung.Internationalmedia.id.- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, angkutan massal di kawasan Bandung Raya mulai dioperasikan secara aktif per hari ini, Sabtu (24/12/2022). 

Hal ini sebagai solusi masterplan karena mayoritas penduduk di kawasan Bandung menggunakan transportasi pribadi mencapai sekitar 84 persen. 

"Dalam hitungan 20 sampai 30 tahun, kalau ini dibiarkan, ketika keluar rumah semua kena macet," ungkap Gubernur Ridwan Kamil usai peluncuran Angkutan Massal Bandung Raya Go Green di Kota Bandung, Sabtu (24/12/2022). 

Transportasi massal ini memiliki berbagai jenis yang disesuaikan dengan kondisi dataran dan cekungan jalan seputar Bandung Raya, sehingga ada perbedaan dengan kota besar lainnya dan memiliki banyak tantangan tertentu. 

"Di Bandung berbeda dengan Jakarta, Semarang atau Surabaya yang tanahnya datar dan jalannya lebar. Cekungan Bandung atau kawasan Bandung Raya ini jalanya kecil-kecil, berkelok-kelok, dan berbukit-bukit", ujar Ridwan Kamil. 

Kawasan Cekungan Bandung meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. 

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menambahkan, BRT (Bus Rapid Transit) secara aktif sudah beroperasi menggunakan 8 bus listrik dengan kapasitas 25 penumpang per bus. Sedangkan untuk transportasi antar regional akan ada LRT (Lintas Rel Terpadu) yang sudah disepakati rutenya. 

"Nah awal Januari para kepala daerah Bandung Raya akan berhimpun untuk menyepakati anggaran, juga komitmen operasional dan lain-lain," tambahnya. 

Adanya kekhawatiran terhadap ekosistem angkutan umum (angkot), Kang Emil mengimbau, mereka akan dikonversikan ke dalam bus BRT, dan sopirnya menjadi bagian konsorsium transportasi publik. 

"Waktu jadi sopir angkot pendapatannya sekian, nanti jadi sopir bus pendapatannya juga sekian, hanya berubah yang tadinya sopir angkot nanti menjadi sopir bus," pungkasnya.(Ter)

×
Berita Terbaru Update