Notification

×

Iklan

Iklan

RI-Inggris Perkuat Kolaborasi Riset antar Universitas yang Terbuka dan Inklusif

Kamis, 09 September 2021 | 09:41 WIB Last Updated 2021-09-09T02:41:57Z

Jakarta.Internationalmedia.id.- “Keterbukaan dan inklusivitas merupakan kunci dalam kerja sama riset dan inovasi. Terlebih dewasa ini, tantangan-tantangan dunia yang bersifat lintas batas hanya akan dapat ditangani dengan baik melalui kerja sama dan pendekatan lintas disiplin,".

Hal ini ditekankan Duta Besar RI untuk Inggris, Irlandia dan IMO, Desra Percaya dalam acara daring menyambut bergabungnya Universitas Indonesia  dalam "UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS)" (08/09/2021).

Dikatakan, keterbukaan dan inklusivitas juga terbukti membuahkan berbagai inisiatif dan kerja sama konkrit yang dapat merekatkan para ilmuwan, diaspora dan universitas untuk berkontribusi mendukung upaya yang dilakukan pemerintah.

UKICIS, sebuah konsorsium diaspora ilmuwan dan universitas RI-Inggris yang bertujuan mendukung kerja sama bilateral riset dan inovasi kedua negara, teguhkan komitmen bersama mengenai kolaborasi yang inkusif dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat.

Komitmen ini dituangkan dalam forum virtual “Strengthening Mutually Beneficial Research Collaboration between the UK dan Indonesia yang digelar pada 8 September 2021.

Forum ini sekaligus juga dimaksudkan untuk menyambut bergabungnya Universitas Indonesia sebagai anggota UKICIS. Sehingga kini konsorsium tersebut beranggotakan 7 universitas, yaitu UGM, ITB, IPB, dan UI dari Indonesia serta Universitas Nottingham, Universitas Coventry dan Universitas Warwick dari Inggris.

“Saya berkeyakinan akan semakin banyak universitas yang bergabung, sehingga semakin memperkuat kerja sama riset RI-Inggris, sekaligus membuka peluang kontribusi UKICIS dalam mendukung upaya pemerintah dan masyarakat internasional menghadapi berbagai tatangan global," imbuh Desra Percaya.

Para rektor dari universitas anggota UKICIS hadir dalam acara virtual ini, yaitu Prof Arif Satria, (rektor IPB), Prof. Panut Mulyono (rektor UGM), Prof. Reini Wirahadikusumah (rektor ITB), Prof. Ari Kuncoro (rektor UI).

Juga Prof. Christine Ennew (President Universitas Warwick), Prof. Robert Mokaya (Pro Vice-Chancellor Universitas Nottingham) dan Prof. Richard Dashwood (Deputy Vice-Chancellor Universitas Coventry).

Prof. Ari Kuncoro, menyampaikan bahwa saat ini merupakan zamannya kolaborasi, sehingga pihaknya akan memastikan dengan masuknya UI ke UKICIS, maka akan memperkuat kerja sama riset dan inovasi RI-Inggris.

Sementara para rektor anggota UKICIS lainnya menegaskan peran peran signifikan para diaspora dalam dorong kerja sama yang inklusif antara universitas di Inggris dan Indonesia

“Bergabungnya UI buktikan semangat kolaborasi dan keterbukaan UKICIS serta harapkan kolaborasi perkuat kerja sama RI-UK," tegas Prof. Panut Mulyono yang juga menegaskan semangat tersebut adalah buah kerja sama yang baik antara KBRI London, para diaspora dan universitas.

Acara virtual ini juga diisi dengan mendengarkan pengalaman peneliti asal UI yang mendapatkan pendanaan untuk melakukan penelitian dan berkolaborasi dengan peneliti lain baik di Inggris maupun Indonesia.

Dr. Arie Arfiansyah (Fakultas Hukum, UI) berbagi pengalaman mengenai penelitiannya mengenai kerja sama penanganan illegal and unsustainable fishing and fisheries crime, yang mendapatkan hibah dari program Newton Fund. 

Sedangkan Dr. Cindy R. Priadi (Fakultas Teknik, UI) mengisahkan hasil risetnya mengenai Sustainable Food Supply Chain yang dikolaborasikan dengan mitranya di Inggris, yaitu Universitas Coventry.(lysmar)

×
Berita Terbaru Update