Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat
Bandung.Internationalmedia.id.-Komoditas yang
ditanam Petani Milenial disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi lahan.
Hal itu bertujuan supaya hasil panen petani milenial dapat terserap pasar
maupun masuk pasar lokal, untuk subtitusi impor, dan pasar global.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Jawa
Barat (Jabar) merekomendasikan tanaman hias sebagai komoditas unggulan. Selain
bernilai ekonomis tinggi dan tidak memerlukan lahan luas, tanaman hias diminati
pasar internasional, seperti Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Inggris,
Siprus, dan Kanada.
Kepala Dinas TPH Jabar Dadan Hidayat mengatakan,
peluang pasar ekspor yang besar dapat memicu petani milenial untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tanaman hias.
"Ini dapat mencetak petani milenial yang
unggul. Mereka termotivasi untuk membudidayakan tanaman hias dengan
sebaik-baiknya. Karena untuk menembus pasar ekspor, kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas, harus dijaga," kata Dadan di Kota Bandung, Minggu
(27/6/2021).
Selain memiliki peluang pasar, tanaman hias juga
cukup efisien secara modal juga luas lahan. Karena dengan luas shade house
hanya 12 meter persegi, juga modal usaha kurang lebih Rp 50 juta, jika dihitung
setiap bulan, bisa menghasilkan rata-rata sekitar Rp10-16 juta untuk keuntungan
petani milenial.
Dadan menuturkan, pihaknya menyiapkan 16 jenis
tanaman hias sebagai rekomendasi untuk petani milenial. Mulai dari aglaonema
pictum, crystosperma goeldiana, dracaena jiewhoei, homalomena merah, homalomena
hijau, homalomena Papua, piper Papua, sampai raphidophora tenuis hijau.
"Karena offtaker, dalam komoditas tanaman hias
yakni CV Minaqu Indonesia, yang akan membeli kembali, pasti offtaker-nya akan
memberi bibit itu yang sesuai dengan spesifikasi. Jadi kalau masalah bibit dan
benih yang menyiapkan adalah offtaker-nya," tuturnya.
"Bibit digaransi dan disiapkan yang terbaik
karena offtaker juga harus mengisi peluang pasarnya. Kalau bicara pasar ekspor
ada 3K yang harus dipertahankan yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas,"
tambahnya.
Dinas TPH Jabar sendiri sudah menyelesaikan
pembekalan teknis dan dinamika kelompok untuk petani milineial dengan komoditas
tanaman hias di dua lokasi, yakni Satpel
BBH Margahayu Lembang dengan jumlah peserta sebanyak 198 orang, dan BBH
Pasir Banteng Jatinangor dengan jumlah peserta 179 orang.
Menurut Dadan, pihaknya dan offtaker sudah
menyiapkan sekitar 250 bibit pohon induk. Selain pemberian bibit, Dinas TPH
Jabar dan offtaker akan memberikan pendampingan. Tujuannya untuk memastikan
proses budidaya sesuai dengan ketentuan-ketentuan untuk budidayanya.
"Mereka sudah mengumpulkan berkas pengajuan KUR
bjb, dan saat ini akan segera diverifikasi oleh pihak bjb. Setelah verifikasi
selesai dan KUR didapatkan, mereka akan langsung membudidayakan tanaman
hias," katanya.(Ter)