Karateka Jabar, Lampung, Sulawesi Utara, latihan bersama di GOR Sasakawa Pajajaran Bandung, Sabtu, (26/6/2021)
Bandung.Internationalmedia.id.-Jelang PON XX 2021 di
Papua, karateka pelatda Jawa Barat harus all out lakukan evaluasi dan menjajal
kemampuan hasil gemblenganya.
Selepas tanding pada Babak Kualifikasi PON XX cabor
Karate di Senayan Jakarta, hingga Juni 2021, praktis tidak ada kejuaraan,
sehingga menyulitkan karateka dalam menguji kemampuannya dan membuat parameter.
Hal tersebut dikemukakan, Kepala Bidang Pembinaan
dan Prestasi, Pengurus Provinsi Federasi Karate di Indonesia, FORKI Jawa Barat,
Arif Hardiana, usai latihan bersama Jabar, Lampung, Sulut, di GOR Sasakawa
Pajajaran Bandung, Sabtu, (26/6/2021) petang.
Simulasi yang digelar besok Minggu,(27/6/2021), selain
untuk evaluasi hasil latihan, juga upaya menepis kecemasan ditengah pandemi.
Ini karya dan usaha ditengah semakin mengganasnya
covid 19, bagi saya tidak harus terhenyak, tetapi harus diikuti dengan
aktivitas positif. Jelas harus mengindahkan protokol kesehatan.
Makanya pada pertarungan Minggu(27/6/2021) tidak
diperbolehkan untuk keluarga atlet, apalagi umum tidak, hadir. Semua atlet yang
akan ikut simulasi, harus yang sudah divaksin. Forki Jabar kemarin,Jum'at, (25/6)2021),
melakukan swab semua peserta simulasi,ujarnya.
Sebetulnya simulasi yang digelar Pengprov FORKI
Jabar, mengundang Tim Pelatda PON Cabang Olahraga Karate Bali, Jatim, Sulawesi
Utara dan Lampung. Namun hanya Lampung, Sulut yang bersedia.
" Kalau Bali diminta oleh Koni Bali untuk tidak
ikut ambil bagian dalam simulasi di Bandung, meski Bali sudah booking hotel dan
tiket. Sama halnya dengan Jatim, juga tidak dikehendaki oleh Koni Jatim. Kedua
daerah itu alasannya faktor grafik covid yang naik," imbuhnya.
Pada simulasi cabang olahraga Karate PON Papua,
khususnya Lampung, menyertakan 7 atlet pelatda PON dan 11 atlet Pusat Pelatihan
Latihan Pelajar PPLP, sedangkan Sulut
hanya kirim 2 karatekanya. Jawa Barat sendiri menurunkan semua atlet pelatda (
kata & Kumite).
Kenapa simulasi, karena dalam pertandinganya bisa
bertemu karateka yang kelasnya tidak sama, berbeda jika menggunakan judul uji tanding
atau sparing, berarti pertarungan sesama kelas. Simulasi diawasi full oleh
wasit juri, dan mengutamakan keselamatan sehingga harus menggunakan pelindung
atau full body contac,katanya mengakhiri.(PH)