Notification

×

Iklan

Iklan

Gubernur Jabar: KAMMI Tak Boleh Jadi Mahasiswa Medioker

Sabtu, 24 April 2021 | 19:51 WIB Last Updated 2021-04-24T12:51:49Z

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi keynote speaker KAMMI Scholarship Festival secara daring dari Kota Bandung, Sabtu (24/4/2021

Bandung.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) selain menguasai Alquran juga bahasa dan dunia digital, guna berkompetisi di era global.

 

Kader tak boleh jadi mahasiswa biasa saja tapi harus istimewa yang dapat membawa perubahan di mana pun berada.

 

Demikian dikatakan Ridwan Kamil saat menjadi keynote speaker KAMMI Scholarship Festival secara daring dari Kota Bandung, Sabtu (24/4/2021). Gubernur mengambil tema “Peran Pemuda Membangun Bangsa Melalui Wawasan Global.”

 

Menurut Gubernur, dunia saat ini apalagi setelah COVID-19 akan semakin kompetitif dengan berbagai adaptasi kebiasaan barunya. “Kader KAMMI tidak boleh jadi mahasiswa medioker. Anda harus excellent, harus mumtaz, harus juara," ujarnya.

 

Selain bahasa Arab yang diperlukan memahami Alquran dan hadits, kader KAMMI juga wajib menguasai bahasa Inggris dan dunia digital. “Dan tentunya tambahan-tambahan leadership serta penguasaan lain," tambahnya.

 

Sebagai calon pemimpin bangsa, setidaknya ada tiga prinsip yang harus diresapi sejak saat ini, yakni ibadah, dakwah, dan kebermanfaatan.

 

Menjadi pemimpin, menurutnya, adalah amanah yang harus diawali dengan niat beribadah. Sehingga, ketika berkuasa apa yang dilakukan senantiasa berada dalam koridor dakwah. Dengan begitu, kebijakan yang keluar dapat membawa manfaat bagi semua orang.

 

"Saya berdakwah dengan Islam melalui kekuasaan. Dakwah terhebat itu melalui kekuasaan. Dengan satu surat keputusan saya bisa memberhentikan kemudharatan, dengan satu perintah bisa memajukan dakwah Islam," sebutnya.

 

Dalam dua tahun sebagai Gubernur bersama Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, Pemda Provinsi Jawa Barat  punya program Satu Desa Satu Penghapal Al-Qur'an.

 

“Alhamdulillah dari 5.300 desa selama dua tahun ada 3.000 desa. Sekarang sudah punya penghapal Al-Qur'an," tutupnya.(Ter)

×
Berita Terbaru Update