Notification

×

Iklan

Iklan

Diapresiasi Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia

Jumat, 30 April 2021 | 09:38 WIB Last Updated 2021-04-30T02:38:53Z

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menyaksikan serah terima alat tes antigen dari Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia kepada Jabar secara virtual dari Pendopo Bupati Cirebon, Kamis (29/4/2021

Cirebon.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengapresiasi Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia yang mendonasikan 25 ribu alat tes COVID-19, yakni CePAD dan GenBODY, untuk Jabar.

 

"Inovasi pengetesan dan jumlahnya harus terus diproduksi karena COVID-19 ini umurnya diprediksi akan panjang, karena itu saya apresiasi Unpad dan perusahaan yang berdonasi alat tes," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- saat menyaksikan serah terima alat tes secara virtual dari Pendopo Bupati Cirebon, Kamis (29/4/2021).

 

Kang Emil menuturkan, salah satu tugas pemerintah dalam mengendalikan COVID-19 adalah melakukan 3T (testing, tracing, treatment). Dengan banyaknya kapasitas testing, peta persebaran COVID-19 tergambar dan ruang gerak COVID-19 pun dapat dibatasi.

 

"Kapasitas testing bisa meningkat dengan adanya tambahan alat tes sehingga kita bisa memastikan perlindungan terhadap hampir 50 juta warga Jabar," ucapnya.

 

Kang Emil meminta masyarakat dan seluruh stakeholders menjaga tren penurunan kasus COVID-19 di Jabar. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan terutama di area transportasi jelang Idul Fitri 1442 H/2021. 

 

Upaya mutlak yang wajib dilakukan masyarakat agar tren menurun dapat dipertahankan adalah dengan tidak pulang kampung saat Lebaran. Jika memaksa, tsunami COVID-19 di India sangat berpotensi terjadi di Indonesia bila warganya lengah dan mengendurkan kedisiplinan.

 

"Jangan sampai itu terjadi, kuncinya adalah sebelum ada kepastian bahwa pandemi ini berakhir, maka hidup harus terus seperti ini walaupun tidak nyaman tapi demi keselamatan," tuturnya.

 

Kang Emil pun mengingatkan peristiwa tahun lalu warga Ciamis meninggal setelah dikunjungi anaknya yang mudik dari Jakarta, harus dijadikan pelajaran.

 

"Kami tak mau cerita itu terjadi lagi di mudik tahun ini," ucapnya.

 

"Gunakan media sosial untuk menyampaikan mudik hati dengan virtual dulu. Walau tidak nyaman, tapi demi keselamatan. Mudah-mudahan tahun depan dengan suksesnya vaksinasi kita bisa mudik fisik lagi," imbuhnya.(mar)

×
Berita Terbaru Update