Jakarta.Internationalmedia.id.- Menlu RI, Retno L.P. Marsudi menghadiri ASEAN-UK Open Ended Troika Dialogue yang dilakukan secara virtual pada tanggal 8 April 2021. Dalam pertemuan, Menlu RI sampaikan pentingnya upaya bersama untuk dapat atasi pandemi, termasuk kerjasama dengan Inggris.
“Kita harus terus mengamankan akses dan distribusi
vaksin yang setara. Sebagai negara produsen vaksin, Inggris memainkan peran
penting dalam memastikan kelancaran distribusi dan suplai vaksin untuk semua
negara.
Dalam jangka panjang, kita harus terus menyuarakan
multilateralisme vaksin dan membangun ketahanan kesehatan regional dan
global," tegas Menlu RI dalam pertemuan tersebut.
Saat ini baru tersedia 16,8 juta dosis vaksin untuk
600 juta penduduk ASEAN, atau hanya 3 persen. Masih banyak yang hatus dilakukan
negara ASEAN untuk atasi pandemi.
Dalam pertemuan yang dihadiri Menlu Inggris, Dominic
Raab, dan Menlu serta pejabat tinggi dari negara-negara anggota ASEAN, Menlu RI
juga mendorong kerja sama Inggris dengan ASEAN di berbagai bidang, termasuk
pemulihan ekonomi dan perubahan iklim.
Dari sisi ekonomi, terdapat potensi kerja sama
sangat besar antara ASEAN dan Inggris. Total nilai perdagangan antara keduanya
di tahun 2019 adalah USD 52 miliar, lebih besar dari perdagangan Inggris dengan
Jepang, India, atau Korsel. Inggris juga menjadi investor terbesar ketiga di
ASEAN dari Eropa.
“Angka-angka ini menunjukkan adanya peluang bagi
ASEAN dan Inggris untuk meningkatkan upaya menuju pemulihan. Guna mencapai hal
ini, kita juga harus mengatasi hambatan perdagangan antara negara-negara ASEAN
dengan Inggris, misalnya melalui program fasilitasi perdagangan," kata
Menlu Retno.
Ke depan, imbuhnya, kerja sama itu dapat diperluas
mencakup area-area lain yang menjadi kepentingan bersama, seperti ekonomi
digital, layanan keuangan, dan energi baru dan terbarukan.
Kerja sama ASEAN dengan Inggris juga perlu didorong
dalam isu perubahan iklim. Sebagai kawasan yang rawan bencana, ASEAN memiliki
perhatian besar terhadap dampak merusak perubahan iklim.
Jika tidak diatasi, perubahan iklim dapat menggerus
11 persen PDB kawasan. Oleh karena itu, upaya memulihkan ekonomi dari pandemi
harus dibarengi dengan upaya mengatasi perubahan iklim.
Terkait situasi di Myanmar, Menlu Retno tekankan kembali
bahwa kekerasan harus dihentikan untuk mencegah terus berjatuhannya korban dan
demokrasi harus ditegakkan kembali. ASEAN harus menjadi kawasan yang aman,
stabil, dan damai.
“Saya dengan jelas sampaikan bahwa ASEAN hanya ingin
mengulurkan bantuan untuk mengatasi situasi di Myanmar. Hanya dengan begitu,
kita sebagai keluarga dapat mencapai kemakmuran bersama," tutup Menlu RI.
Negara-negara anggota ASEAN apresiasi atas peran
Inggris dalam COVAX Facility yang berkontribusi terhadap suplai vaksin di kawasan
dan dukungan Inggris pada ASEAN Covid-19 Response Fund. ASEAN juga mendorong
kerja sama digital sebagai upaya pemulihan ekonomi serta mendukung keketuaan
Inggris pada COP 26.
Menlu Raab memandang ASEAN sebagai mitra penting dan
menyambut baik usulan kerja sama dari ASEAN di bidang maritim, lingkungan,
pemulihan ekonomi, dan digitalisasi.
Inggris selaku ketua G7 tahun ini mengharapkan
dukungan ASEAN dan mengundang kehadiran Sekjen ASEAN dan Brunei. Terkait Myanmar, Menlu Raab juga
sampaikan keprihatinan akan meningkatnya kekerasan dan mengakui peran khusus
ASEAN dalam menyelesaikan masalah ini.
Pertemuan telah menghasilkan Chairman's Press
Release on the ASEAN-United Kingdom Open-Ended Troika Meeting yang memuat
komitmen kerja sama dalam membangun science-based green recovery dan pendanaan
terkait ekonomi hijau. Untuk melanjutkan kerja sama dalam pemulihan ekonomi
dengan melibatkan pelaku bisnis dari kedua pihak.
Pertemuan ASEAN-UK Open-Ended Troika Dialogue
diinisiasi oleh Brunei selaku Ketua ASEAN saat ini. Troika terdiri dari Brunei,
Sekjen ASEAN, dan Kamboja selaku Ketua ASEAN tahun depan.(marpa)