Notification

×

Iklan

Iklan

Perempuan Muslim Wajib Berkerudung, Wagub Jabar Bahas Manonjaya jadi Kampung Santri

Sabtu, 23 Januari 2021 | 08:30 WIB Last Updated 2021-01-26T08:55:36Z

Panglima Santri, Uu Ruzhanul Ulum

Kab Tasikmalaya.Internationalmedia.-Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum yang juga Panglima Santri Jabar memimpin rapat koordinasi terkait pembentukan Kampung Santri di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

 

Pertemuan di Aula Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Ruzhan pada Jumat (22/1/2021) ini dihadiri unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), MUI kecamatan, para kepala desa, serta pimpinan pondok pesantren (ponpes).

 

Kang Uu menjelaskan, Kampung Santri bertujuan untuk mengakselerasi terwujudnya visi Jabar Juara khususnya di bidang batin.

 

"Yaitu meningkatnya keimanan dan ketakwaan masyarakat Jabar juga syariah juara, amaliah yang juara, dan ikhtiar yang juga juara," ucap Kang Uu.

 

Ia menambahkan, pembentukan Kampung Santri pun sesuai dengan amanat UUD 1945, sila Pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Penguatan Pendidikan Karakter dalam Nawacita Presiden Joko Widodo, serta Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 yang di dalamnya termaktub visi Jabar Juara Lahir dan Batin.

 

Nantinya, kegiatan di Kampung Santri akan menerapkan nilai-nilai agama dalam berbangsa dan bernegara.

 

"Misalnya semua (perempuan) Muslim harus berkerudung, yang non-Muslim tentu tidak diwajibkan. Aturan ini bagi Muslim," kata Kang Uu.

 

"Diusahakan salat minimal di awal waktu itu berjamaah. Lalu di hari Jumat, 15 menit (sebelum sholat Jumat), pasar tutup. Anak-anak juga magrib mengaji, kembali seperti dulu, misal televisi dimatikan dari sejak Magrib sampai Isya," tambahnya.

 

Kang Uu menegaskan, penerapan nilai agama ini pun sesuai dengan implementasi sila Pertama Pancasila.

 

"Karena Pancasilais sejati adalah mereka yang mengamalkan agamanya sendiri. Siapa yang menjadi contoh dalam melaksanakan nilai Pancasila? Adalah orang yang melaksanakan nilai agama. Tetapi tetap harus dalam bingkai semangat NKRI," ucap Kang Uu.

 

Adapun jika keimanan dan ketakwaan lewat Kampung Santri sudah maksimal, lanjut Kang Uu, maka pekat alias penyakit masyarakat akan menurun.

 

"Selain itu, harapan kami, moral dan etika masyarakat akan menjadi yang terdepan dan akan dijunjung tinggi dengan nama Kampung Santri ini. Nanti dengan sendirinya, kalau berhasil, ekonomi juga akan terangkat," tuturnya.

 

Terkait pemilihan lokasi di Manonjaya, Kang Uu berujar bahwa kecamatan tersebut memiliki pesantren terbanyak di Tasikmalaya. "Bahkan di satu desa, contohnya di Desa Kalimanggis, ada 28 pesantren, belum Majelis Taklim-nya, belum (pesantren) di desa lainnya," ujarnya.

 

"Bahkan tidak menutup kemungkinan, jika Kampung Santri di Manonjaya ini dinilai sukses dan berhasil, kesejahteraan naik, pemahaman dan pelaksanaan nilai agama menjadi lebih baik, (Kampung Santri) bisa dilaksanakan di kecamatan lain," ucapnya.

 

Meski begitu, Kang Uu menegaskan bahwa keputusan pelaksanaan Kampung Santri diserahkan kepada masyarakat. Pasalnya, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dibawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum mengusung semangat bottom-up (bawah-atas) alias mengangkat kepentingan masyarakat.

 

"Termasuk ini pun bukan visi misi Emil-Uu. tapi visi misi masyarakat yang harus diperjuangkan untuk akselerasi di akhir tahun kepemimpinan," ucap Kang Uu.

 

Terakhir, ia mengatakan bahwa pembentukan Kampung Santri akan ditindaklanjuti dalam pertemuan selanjutnya bersama perangkat daerah, organisasi masyarakat, hingga pimpinan ponpes.

 

"Yang pasti dari pertemuan tadi (22/1), pada prinsipnya semua mendukung. Teknis, sistem, tupoksi (Kampung Santri) akan dibicarakan di pertemuan berikutnya," kata Kang Uu.

 

"Tetap harus melibatkan kepala desa dan pemerintah, tidak cukup hanya kiai dan ormas, tapi ada penguatan birokrat termasuk Pak Camat dan Muspika. Semua demi mewujudkan Jabar Juara Lahir dan Batin," tutupnya. (Ter)

×
Berita Terbaru Update