Bandung.Internationalmedia.id.-Pemerintah Daerah
(Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan menggelar pengetesan masif dengan rapid
test antigen bagi wisawatan. Tujuannya untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19
saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu
Ruzhanul Ulum usai memimpin Rapat Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan
Pemulihan Ekonomi Daerah di Mapolda Jabar, Selasa (22/12/2020).
“Jelang libur Natal dan Tahun Baru, kami akan
melakukan operasi di pintu masuk Jawa Barat, dan kami akan menyiapkan rapid
test antigen. Kalau ada yang positif, kami akan kembalikan ke daerah asal,” kata
Kang Uu.
Pemda Provinsi Jabar akan menyiapkan 65.000 rapid
test antigen. Rinciannya, 40.000 rapid test antigen dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan 25.000 buah dari pengadaan Belanja Tak
Terduga (BTT).
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar melarang perayaan
Tahun Baru 2021 yang dapat menyebabkan kerumunan. Larangan tersebut berlaku
untuk perayaan di dalam maupun luar ruangan.
Kang Uu pun melaporkan, tingkat kesembuhan pasien
COVID-19 di Jabar mengalami peningkatan menjadi 82,46 persen. Sedangkan tingkat
kematian terus menurun menjadi 1,47 persen.
"Kasus penyebaran masih tinggi. Namun, setelah
pekan lalu ada delapan daerah berstatus Zona Merah atau risiko tinggi, pekan
ini menurun menjadi dua daerah," ucapnya.
Adapun dua daerah berstatus Zona Merah yakni
Kabupaten Karawang dan Kota Depok. Selain itu, lima daerah berstatus Zona
Kuning atau risiko rendah, yaitu Kabupaten Pangandaran, Cianjur, Tasikmalaya,
Indramayu, dan Subang. Sedangkan, 20 daerah lainnya masuk Zona Oranye atau risiko
sedang.
"Ada rasa syukur Alhamdulillah, dari delapan
zona resiko tinggi sekarang tinggal dua yaitu Kabupaten Karawang dan Kota
Depok," ucapnya.
Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Kang Uu menyatakan, kedisiplinan masyarakat
menerapkan protokol kesehatan (prokes) amat penting dalam mencegah penularan
COVID-19. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Jabar untuk konsisten
menerapkan prokes sambil menunggu vaksin COVID-19.
"Diharapkan kesabaran masyarakat untuk disiplin
protokol kesehatan sambil menunggu vaksin datang," katanya.
"Presiden juga menginstruksikan untuk
kabupaten/kota serta provinsi untuk anggaran belanja vaksin. Tapi kita akan
menunggu dulu instruksi secara tertulis agar dapat mengambil kebijakan dengan
dasar yang bisa dipertanggungjawabkan,” imbuhnya.
Selain itu, kata Kang Uu, pihaknya intens memperkuat
ruang isolasi rumah sakit rujukan COVID-19 dan pusat isolasi nonrumah sakit.
Saat ini, sejumlah gedung pun disiapkan dan dilengkapi fasilitasnya untuk
menjadi pusat isolasi.
"Alhamdulillah ada progres peralatan alat
kesehatan, tempat tidur, sudah ada yang siap digunakan dalam waktu dekat,"
ujarnya.(Ter)