Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat menghadiri acara Temu Bisnis dan Penyerahan Hadiah OPOP di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Selasa (8/12/2020)
Bandung.Internationalmedia.id.-Pesantren menyimpan
potensi yang besar sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Selain menjadi pusat
pendidikan dan keagamaan, pesantren dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi
masyarakat.
Guna memaksimalkan potensi ekonomi pesantren,
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berinovasi. Salah satunya
dengan meluncurkan program One Pesantren One Product (OPOP) pada 2018 lalu.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebutkan, hingga saat
ini 1.500 pesantren mengikuti program OPOP. Di tengah pandemi COVID-19, Pemda
Provinsi Jabar berupaya memperluas pasar dengan memanfaatkan platform digital.
"1500-an pesantren Alhamdulillah sekarang sudah
punya bisnis dan berhasil selama pandemi karena dibimbing oleh Pemda Provinsi
Jabar untuk memulai program wirausaha dan go digital," katanya usai
menghadiri acara Temu Bisnis dan Penyerahan Hadiah OPOP di Hotel Papandayan,
Kota Bandung, Selasa (8/12/2020).
Dikatakan, Pemda Provinsi Jabar menargetkan 5.000
pesantren bergabung dalam program OPOP. Hal ini untuk membuktikan bahwa
semangat wirausaha di pesantren dan digitalalisasi tidak hanya milik warga
perkotaan, tetapi juga untuk warga di perdesaan yang menjadi basis keberadaan
pesantren.
"Mudah-mudahan target 5.000 Pesantren sampai
akhir masa jabatan, bisa diwujudkan dan kita bisa membuktikan bahwa semangat
wirausaha semangat digitalisasi tidak hanya milik orang kota, tapi juga
mereka-mereka yang ada di perdesaan," ucapnya.
Selama pandemi COVID-19, produk-produk pesantren
yang tergabung dalam OPOP dipasarkan melalui pameran online. Hal ini untuk
lebih memudahkan pembeli dan pesantren melakukan transaksi jual-beli.
"Selama pandemi COVID-19 kita melakukan pameran
online, jadi pembeli bisa mengeklik seolah-olah berada di tempat pameran dan
produknya dan sehingga bisa melakukan transaksi kepada pesantren,"
katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Kamil juga
memberikan penghargaan tiga terbaik pesantren yang mengembangkan wirausaha.
Produk ketiga pesantren tersebut akan dipromosikan ke pasar global.
"Kami memberikan juga penghargaan tiga terbaik
yang insyaallah akan jualan sampai ke luar negeri," ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi
Jabar Kusmana Hartadji melaporkan, total transaksi dalam temu bisnis OPOP
sebesar Rp21 miliar.
"Proses temu bisnis digelar secara daring dan
langsung, panitia mengundang para perwakilan Indonesia di luar negeri untuk
kurasi produk yang dibutuhkan," ujar Kusmana.
Dalam acara tersebut, Dinas KUK Jabar memperkenalkan
inovasi dan transformasi digital yaitu website untuk transaksi jual-beli produk
OPOP melalui situs opop.jabarprov.go.id.
"Di website tersebut ada kegiatan pameran
produk OPOP online sehingga bisa disaksikan secara internasional. Di situs itu
juga akan memudahkan transaksi karena akan tersambung langsung antara penjual
dan pembeli di aplikasi WhatsApp," ucapnya.
Dua tahun berjalan, program OPOP mendapat apresiasi
dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
Republik Indonesia (RI).
KemenPANRB memberikan penghargaan Top 45 Inovasi
Pelayanan Publik 2020 kepada Pemda Provinsi Jabar melalui OPOP di The Tribrata
Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020).
Penghargaan memang bukan hal terpenting dalam
membangun Jabar. Namun, penghargaan dapat menggambarkan bahwa program OPOP
sudah menyentuh ke akar persoalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh
masyarakat.(Ter)