Notification

×

Iklan

Iklan

Memanas, Perang Turki dengan Yunani akan segera Pecah

Minggu, 06 September 2020 | 16:47 WIB Last Updated 2020-09-06T09:47:44Z
S-400 Turki, bukti kerjasama pertahanan Ankara-Moskow. Turki menyatakan perang dengan Yunani hanya masalah waktu. /Straturka

Jakarta.Internationalmedia.id.- Perang antara Turki dan Yunani diperkirakan akan segera pecah dan tinggal menunggu waktu.

Hal itu ditegaskan Ketua Partai Gerakan Nasional Turki, Devlet Bahceli. Ia mendeklarasikan perang dengan Yunani hanya masalah waktu.

"Tak terbayangkan untuk berpaling pada kepentingan historis kami di Mediterania dan Aegean," tegas Bahceli, dilansir portal berita The New Khaleej.

Devlet menyinggung soal posisi Yunani yang semakin menentang. "Jelas bahwa minat dan keinginan Yunani untuk masuk ke laut telah membengkak lagi. Perang di Mediterania dan Aegean hanya masalah waktu," tambah dia.

Lebih lanjut Devlet menyatakan, tujuan Yunani menggelar perang adalah untuk datang lagi dan menduduki lahan dari Turki. Menurut dia, Turki kini menghadapi rencana invasi baru.

"Dari sekarang, perilaku Yunani akan menentukan meningkatnya ketegangan yang akan menyebabkan pendarahan atau konfrontasi yang keji," kata politisi Turki yang beraliansi dengan partai berkuasa Turki itu.

Diisebutkan, Turki dan Yunani berselisih terkait perbatasan laut di Mediterania dan hak eksplorasi sumber daya hidrokarbon di sana.

Kepala NATO Jens Stoltenberg menyatakan, Yunani sepakat memulai perundingan dengan Turki untuk meredam ketegangan, tapi Yunani menyangkal ini.

Kami yakin perlu perundingan teknis untuk mengembangkan mekanisme untuk meredam konflik," ujarnya.

"Tak ada kesepakatan yang sudah tercapai, tapi perundingan telah dimulai," tambah dia.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan, Yunani pada awalnya sudah menyatakan sepakat menggelar diskusi kemudian akhirnya mengingkarinya.

"Mereka (Athena) awalnya sepakat (diskusi) kemudian mereka tidak mau. Faktanya Yunani berbohong dan bukan sekretaris jenderal (NATO). Yunani sekali lagi menunjukkan mereka tidak menginginkan dialog," tegasnya.(*)

×
Berita Terbaru Update