![]() |
Ilustrasi |
Bandung.Internationalmedia.id.- Kedisiplinan
masyarakat terapkan protokol kesehatan amat penting dalam pengendalian sebaran
COVID-19 pada masa Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) di Jawa Barat (Jabar).
Wakil Koordinator Sub Divisi Kebijakan dan Kajian
Epidemiologi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar --selanjutnya
ditulis Gugus Tugas Jabar-- Bony Wiem Lestari menyatakan, masyarakat adalah
garda terdepan melawan COVID-19. Banyak bukti ilmiah menunjukkan, penerapan
protokol kesehatan efektif cegah penularan COVID-19.
"Masyarakat harus mempersiapkan diri untuk
menerapkan protokol kesehatan. Jadi, protokol kesehatan harus jadi bagian dari
kebiasaan sehari-hari. Seperti pakai masker serta menjaga kebersihan diri dan
lingkungan," kata Bony di GOR Saparua, Kota Bandung, Jumat (7/8/20).
Tren kasus positif COVID-19 di Jabar meningkat. Hal
tersebut terlihat dari zona risiko 27 kabupaten/kota di Jabar. Periode 27
Juli-2 Agustus 2020, terdapat 1 daerah masuk zona risiko tinggi (merah), 9
daerah zona risiko sedang (oranye), dan 17 daerah zona risiko rendah (kuning).
Sedangkan, pada periode 20-26 Juli 2020, tidak ada daerah di Jabar yang
berstatus risiko tinggi.
Bony mengatakan, terdapat tiga aspek yang digunakan
untuk mengukur level risiko COVID-19, yakni aspek epidemiologi, surveilans
kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
Selain itu, angka reproduksi
efektif (Rt) COVID-19 Jabar pada 2 Agustus berada di angka 1,23.
"Peningkatan ini terjadi di antaranya karena
ditemukan klaster baru. Kasus impor terjadi karena ada mobilitas penduduk,
terutama dari daerah transmisi lokal yang masuk ke Jabar. Ada juga klaster
perkantoran, klaster keluarga, dan klaster tenaga kesehatan," ucapnya.
Hingga kini, Gugus Tugas Jabar sudah melakukan 171
ribu pengetesan (testing) metode uji usap (swab test) Polymerase Chain Reaction
(PCR).
Dari jumlah tersebut, kata Bony, positivity rate Jabar berada di angka
7,5 persen. Sedangkan, standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 5
persen.
Menurut Bony, dari permodelan yang dikerjakan,
pihaknya memprediksi akan ada penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak
2.200-3.000 dalam satu bulan ke depan. Maka itu, ia mengingatkan kepada
masyarakat Jabar untuk disiplin terapkan protokol kesehatan dan menghindari
kerumunan.
"Garda terdepan melawan COVID-19 ini adalah
masyarakat sehingga implementasi protokol kesehatan, disiplin pakai masker,
jaga jarak, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan syarat
wajib," katanya.
"Masyarakat perlu belajar. Saat sejumlah
kegiatan dibuka, tapi tidak disiplin terapkan protokol kesehatan, risiko
(penularan COVID-19) naik lagi. Kalau terus bertambah berat bisa PSBB lagi.
Tapi, kalau protokol kesehatan diterapkan, saya kira pemerintah dan masyarakat
bisa bersama-sama mengerem lonjakan kasus," imbuhnya.(Ter)