![]() |
| SPPG 5 Ciseureuh |
Purwakarta.Internationalmedia.id.– Polemik dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Purwakarta mencuat setelah pernyataan mantan ahli gizi Farah Huriyyah Permata Arafah dimuat di salah satu media online.
Farah menuding adanya makanan basi dan penggunaan air kotor di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 5 Ciseureuh/Queena.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SPPG 5 Ciseureuh Purwakarta, Ray Fauzan, menyatakan bahwa pernyataan Farah tidak sesuai dengan fakta di lapangan. “Tidak ada laporan yang kami terima terkait nasi basi. Perihal air yang disebut kotor, bisa dicek langsung, air yang digunakan bersih,” ujar Ray kepada wartawan. Senin, (1/12/2025).
Ray juga menjelaskan mengenai pengunduran diri Farah sebagai ahli gizi. Menurutnya, Farah hanya mengirimkan surat pengunduran diri melalui pesan singkat WhatsApp kepada dirinya, tanpa menyerahkan surat fisik resmi.
Sementara itu, mitra SPPG 5 Ciseureuh, Ir. Pepta Triansyah, MM, MBA, menyampaikan kekecewaannya atas pernyataan Farah. Ia menilai pernyataan tersebut dapat berakibat fatal.
“Apa yang disampaikan bisa masuk kategori pencemaran nama baik jika tidak terbukti, bahkan bisa menjadi delik pidana,” tegas Pepta.
Pepta juga menyinggung prosedur pengunduran diri Farah yang hanya dilakukan lewat pesan WhatsApp.
“Seharusnya surat pengunduran diri berbentuk fisik, sebagaimana saat dia melamar kerja di sini. Perlu diketahui, Farah bisa bekerja di sini atas rekomendasi saya,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Selamat Nugraha, chef dapur SPPG 5 Ciseureuh. Ia menolak tudingan adanya makanan basi.
“Selama saya bekerja di sini tidak ada makanan basi, baik nasi maupun lauk. Semua bahan yang digunakan layak konsumsi. Air untuk membersihkan bahan makanan dan wadah makan menggunakan air fit 30 galon per hari,” ungkapnya.
Chef yang akrab disapa Slem itu menambahkan bahwa dirinya memiliki sertifikat profesi dan pengalaman bekerja di berbagai negara. Menurutnya, hal tersebut menjadi dasar pemahaman mengenai standar makanan layak konsumsi. (Ir)
