Notification

×

Iklan

Iklan

The Power of Rising Star “Dari Indonesia ke Panggung Dunia”

Selasa, 18 November 2025 | 11:08 WIB Last Updated 2025-11-18T04:08:20Z
Martinus Johnie Sugiarto (4kiri), Jimmy Xiao (3kiri), Donny De Keizer(paling kanan) bersama narasumber usai seminar di Merlyn Park Hotel, Senin (17/11)

Jakarta.Internationalmedia.id – Banyak asumsi bahwa karakter sulit untuk diubah, namun hal tersebut kurang tepat, karena sejatinya masih ada ruang terbuka, dan siap untuk mengakulturasi dengan budaya yang diterapkan.

Generasi muda, tak perlu menyoal perbedaan, atau takut pada perbedaan, karena sejatinya budaya juga akan menyatukan, sekaligus mengelaborasi dengan berbagai kepentingan dan sewajarnya dilestarikan untuk memperkaya diri sekaligus memperkuat identitas.

Budayawan Tionghoa Hasan Karman, lebih jauh menjelaskan, akulturasi budaya sebagai fondasi pembentukan karakter generasi muda harus selalu tumbuh. 

Akulturasi budaya mengajarkan bahwa perbedaan bukan hal yang harus ditakuti, melainkan ruang untuk memperkaya diri dan memperkuat identitas kebangsaan, katanya saat menjadi narasumber dalam seminar nasional The Power of Rising Star bertajuk “Dari Indonesia ke Panggung Dunia” yang digelar Yayasan El John Indonesia dan El John Academy, di Merlyn Park Hotel Jakarta, Senin (17/11/2025).

Selain Hasan Karman, Prof. Ariawan Gunadi, SH, MH, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara dan Pengajar Bahasa Mandarin Profesional, MungNa, dan konten kreator Fellexnardo Ruby,  juga turut menyampaikan paparan yang dipandu oleh Direktur El John TV, Donny De Kaizer.

Seminar ini, selain diikuti masyarakat umum, juga diikuti oleh para finalis Miss Chinese Indonesia 2025, guna mendapat berbagai sudut pandang terhadap proses menjadi “Rising Star”. 

Ditekankan bahwa pendidikan adalah kunci kebangkitan bangsa. Indonesia harus mulai memandang pendidikan sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar program lima tahunan.  “Pendidikan harus menjadi proyek kebangsaan lintas pemerintahan. Pemerataan kualitas, digitalisasi pendidikan, dan kolaborasi antar-lembaga adalah keharusan,” ucapnya.

Ketua Yayasan El John Indonesia M. Johnnie Sugiarto mengatakan seminar ini diadakan untuk membuka pandangan generasi muda tentang bagaimana mereka dapat menjadi Rising Star dari berbagai sudut pendidikan, bahasa, teknologi, budaya, hingga personal branding.

“Peserta diajak memahami pergeseran pusat kekuatan dunia ke kawasan Asia, pentingnya menguasai bahasa Mandarin, urgensi rekam jejak digital yang positif, serta kemampuan memaknai budaya sebagai modal sosial,” ujar Johnnie, saat menyampaikan pesan kepada media.

“The Rising Star itu kan tidak hanya identik dengan orang, bisa saja kan Perusahaan,  yang jelas tujuannya Adalah memiliki bekal untuk masa depan lebih baik, lebih hebat,” paparnya.  

Menurut Johnnie, keberadaan Prof. Iriawan Gunadi adalah untuk memberikan motivasi Pendidikan, karena di tahun 2045, yang dicanamgkan sebagai tahun Indonesia Emas,  Generasi muda tidak lagi ketinggalan tetapi memimpin.

Johnie Sugiarto juga mengharapkan generasi muda 2045 harus mampu membaca peluang masa depan, memahami perubahan geopolitik, menguasai teknologi, dan membangun citra diri yang kuat di ranah digital.

Direktur El John Academy Jimmy Xiao menambahkan, bahwa menjadi Rising Star adalah proses panjang, bukan kejadian tiba-tiba. Bekal pendidikan, kemampuan membaca perubahan dunia, kecakapan teknologi, kekuatan bahasa, pemahaman budaya, serta rekam jejak digital yang kredibel adalah fondasi untuk memasuki era 2045 dengan penuh daya saing.

Sebagai informasi tambahan, banyak Alumni El John menurut Johnnie sudah bertebaran di berbagai lembaga dan profesi. Ada anggota DPRD, DPR, ada pula direktur sebuah stasiun televisi swasta, isteri gubernur, dan bintang iklan. .(RBS)

×
Berita Terbaru Update