Notification

×

Iklan

Iklan

Pembelajaran Tatap Muka Sudah Bisa di Gelar di Kabupaten Garut

Rabu, 08 September 2021 | 10:49 WIB Last Updated 2021-09-08T03:49:30Z
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Abdul Haris Bobihoe.

Garut.Internationalmedia.id.-Pembelajaran Tatap Muka(PTM) terbatas di Kabupaten Garut sudah dimulai, setelah hampir 18 bulan para pelajar tingkat SMA/SMK belajar daring. 

Hasil asesmen Satgas Covid-19, ada sekitar 14 SMK negeri mulai menjalankan PTM terbatas tersebut.

Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat mengapresiasi kepada sejumlah SMK yang telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Garut.

Namun demikian, pihaknya tetap akan terus berkoordiasi dengan pihak terkait termasuk gugus tugas covid di setiap daerah tentang bagaimana dampak pembelajaran tatap muka yang sudah di laksanakan.

“Pembelajaran tatap muka yang sudah mulai di lakukan di kabupaten garut ini saya kira ini di luar dugaan ternyata kabuaten garut ini lebih cepat ini merupakan percontohan untuk kita tentang pembelajaran tatap muka dan akan coba kita evaluasi lagi sejauh mana dampak pembelajaran tatap muka ini”. Kata Harris Bobihoe di SMK Negeri 2 Kabupaten Garut, Selasa, (07/09/21).

Harris menjelaskan pembelajaran tatap muka di Jawa Barat sudah bisa dilakukan tapi dengan prosedur yang sangat diperhatikan dan tentu menunggu kebijakan dari bupati dan walikota.

Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat saat ini sebutnya, sudah tidak ada kehawatiran tentang pembelajaran tatap muka, namun persiapan yang matang dan wasapada serta selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat wajib dilakukan.

Tidak lupa juga harus selalu berkoordinasi dengan gugus tugas covid agar pembelajaran tatap muka ini berjalan dengan efektif dan tidak berdampak pada kesehatan.

“Inshallah semua sekolah di Jawa Barat sudah mendapatkan lampu hijau untuk melakukan pembelajaran tatap muka, karena jawa barat sudah berada di zona kuning, namun memang di beberapa daerah masih menunggu kebijakan dari Bupati dan Walikota," sebut Harris.

Harris juga menyoroti infrastruktur di setiap sekolah SMK di Kabupaten Garut, karena menurutnya proses pembangunan bidang pendidikan tidak lepas dari infrastruktur yang memadai.

Hal ini penting untuk peserta didik agar kedepan para peserta didik setelah lulus tidak asing dikemudian hari dengan dunia kerja.

Saya kira perlu adanya peningkatan infrastruktur sekolah menengah kejuruan negeri di seluruh Kabupaten Garut.

Ada 14 SMK ini yang perlu terus kita tingkatkan infrastruktur nya dengan terus melakukan upaya upaya inovasi dimana ruang praktek para siswa supaya mereka tidak ketinggalan jaman dengan industri yang ada di Jawa Barat maupun nasional nantinya.

Dengan demikian, begitu mereka lulus dan bekerja mereka sudah mengenal dunia kerja lebih dalam," tutup Harris.(mar)
×
Berita Terbaru Update