Direktur Utama (Dirut) PT Agro Jabar Kurnia Fajar di Kebun Wanaraja, Kabupaten Garut
Garut.Internationalmedia.id.-Program Petani Milenial
yang digagas Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus berprogres.
Tahapan demi tahapan dilalui dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Tujuannya
agar program tersebut berjalan optimal.
Direktur Utama (Dirut) PT Agro Jabar Kurnia Fajar
menyatakan, selaku offtaker atau pembeli komoditas peserta Petani Milenial,
pihaknya pun menerapkan prinsip kehati-hatian. Terutama dalam menentukan
komoditas yang diproduksi peserta Petani Milenial.
"Tentu kami mencari produk-produk yang mampu
bersaing di pasaran, sehingga kami membuat bisnis model dengan komprehensif
untuk program Petani Milenial," kata Kurnia di Kebun Wanaraja, Kabupaten
Garut.
Menurut Kurnia, pemilihan komoditas yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasar menjadi faktor utama menyukseskan program Petani
Milenial. Jika pasar sudah dipastikan, PT Agro Jabar langsung membuat analisa
usaha tani.
"Itu semua dilakukan agar pendapatan peserta
Petani Milenial bisa sesuai atau melebihi besaran yang diharapkan. Itu yang
kami lakukan dalam menentukan komoditas untuk petani milenial," ucapnya.
Prinsip kehati-hatian dilakukan PT Agro Jabar agar
Petani Milenial tahap I berjalan maksimal. Sebab, keberhasilan pada tahap I
akan menentukan bagaimana program Petani Milenial berjalan pada tahap-tahap
berikutnya.
Kurnia mengatakan, proses asesmen yang dilakukan
oleh PT Agro Jabar sangat panjang. Salah satunya mendengarkan banyak saran dari
banyak pihak, sehingga keputusan yang diambil PT Agro Jabar efisien, efektif,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Ini tidak boleh gagal. Kenapa? Karena
kegagalan di tahap pertama ini akan menyurutkan di tahap kedua. Tetapi
kesuksesan tahap ini, akan menjadi pemantik semangat untuk tahap-tahap
berikutnya dan mudah direplikasi maupun diduplikasi," tuturnya.
Dalam program Petani Milenial, PT Agro Jabar sudah
menentukan komoditas apa yang akan dibeli. Untuk sektor pertanian, PT Agro
Jabar akan menjadi offtaker komoditas tanaman hias. Di sektor peternakan, PT
Agro Jabar menjadi pembeli hasil komoditas petani milenial ternak puyuh.
Sedangkan di sektor perikanan, PT Agro Jabar
merupakan offtaker komoditas ikan nila. Kurnia menuturkan, untuk komoditas
tanaman hias, nantinya akan diekspor ke enam negara di Eropa.
"Tanaman hias ini InsyaAllah akan ekspor ke
enam negara. Kami juga sudah ada pesanan yang sangat banyak untuk tanaman hias.
Tanaman hias yang diekspor bukan tanaman hias yang ramai dibicarakan di sini,
tetapi yang menjadi kebutuhan masyarakat di Eropa," katanya.
Sebagai offtaker, kata Kurnia, PT Agro Jabar pun
akan melakukan pendampingan secara intensif kepada peserta Petani Milenial.
Pendampingan ini dilakukan agar petani milenial tidak mengambil keputusan yang
salah manakala terjadi masalah saat menjalankan usahanya.
"Kami memutuskan ada pendampingan dari PT Agro
Jabar. Setiap proses yang terjadi dari
harus kami ketahui. Sehingga persoalan bisa ditanggulangi dan diambil
keputusan. Tujuannya supaya tidak ada keputusan yang terlambat," ucapnya.(mar)