Bandung.Internationalmedia.id.-Gubernur Jawa Barat
(Jabar) Ridwan Kamil meninjau langsung ketersediaan tempat tidur bagi pasien
COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA),
Kota Bandung, Sabtu (12/6/2021) malam.
Berdasarkan hasil peninjauan, Kang Emil --sapaan
Ridwan Kamil-- melaporkan bahwa tingkat keterisian kedua rumah sakit tersebut
mengalami peningkatan pascalibur Lebaran, tetapi masih dalam kondisi relatif
terkendali.
"Terjadi lonjakan pascalibur Lebaran yang masa
inkubasinya jatuh di minggu-minggu ini. Ini menunjukkan bahwa ketidaktaatan
pada imbauan (untuk tidak) mudik membawa kemudaratan seperti ini. Jadi intinya
ada kenaikan, tapi masih relatif terkendali,” kata Kang Emil.
"Kalau pada saat itu semua taat tidak akan
terjadi lonjakan seperti sekarang. Jadi ini tolong diulas di media pentingnya
ketaatan itu. Kenapa? karena data pada hari Lebarannya itu rendah. Salah satu
persentase (kasus) terendah itu justru di hari Lebaran. Sekarang ada
kenaikan," tambahnya.
Kang Emil menuturkan, rata-rata tingkat keterisian
rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar mencapai 68 persen. Sedangkan tingkat
keterisian rumah sakit di Kota Bandung sebesar 85 persen.
"BOR (Bed Occupancy Rate) di Kota Bandung
sangat tinggi. Karena 50 persen pasien-pasien dari luar Kota Bandung memilih
untuk mendapatkan perawatan COVID-19 di Kota Bandung," ucapnya.
Selain itu, Kang Emil juga melaporkan tingkat
keterisian ruang isolasi non-ICU di RSUP Dr. Hasan Sadikin berada di angka 64
persen. Sementara keterisian ruang isolasi ICU mencapai 80 persen.
"Jatah bed untuk pasien COVID-19 di RSUP Dr.
Hasan Sadikin masih 26 persen. Dan masih bisa ditingkatkan menjadi 40 persen
kalau kira-kira ruang isolasi sekarang naik mendekati penuh, maka ada
pergeseran sekitar hampir 200 bed akan dikonversi untuk perawatan pasien
COVID-19," tuturnya.
Menurut Kang Emil, Pemerintah Daerah (Pemda)
Provinsi Jabar sudah menyiapkan antisipasi manakala peningkatan kasus COVID-19
terus terjadi. Selain menambah kapasitas rumah sakit untuk pasien COVID-19,
pusat-pusat isolasi nonrumah sakit bagi pasien tanpa gejala akan ditambah.
"Pemerintah sudah menyiapkan antisipasi.
Pertama menaikkan rasio bed untuk COVID-19 menjadi lebih tinggi. Dari rata-rata
20-an persen, ke arah 30-40 persen. Kedua, isolasi-isolasi nonrumah sakit kita
siapkan," katanya.
Selain itu, kata Kang Emil, untuk mengendalikan
peningkatan kasus COVID-19, aturan pengetatan aktivitas masyarakat akan
disiapkan.
"Nanti sudah saya instruksikan diwakili Sekda
Kota Bandung kebijakan WFH sedang dihitung, kebijakan nikahan sedang dihitung
khususnya Bandung Raya," ucapnya.
"Termasuk pengetatan-pengetatan yang memang
akan jadi pola. Jadi jangan kaget, kalau kasus naik, maka akan diperketat.
Mudah-mudahan bisa turun seperti sebelum Lebaran,” imbuhnya.(Ter)