Notification

×

Iklan

Iklan

Kaleidoskop 2020: Dari Keterpurukan, Sambut Ekonomi Jabar 2021 dengan Optimistis

Sabtu, 02 Januari 2021 | 14:28 WIB Last Updated 2021-01-02T07:28:40Z

West Java Investment Summit (WJIS) 2020 resmi dibuka pada Senin, 16 November 2020. Di hari pertama forum investasi ini, agenda utama meliputi keynote speech, MoU signing, hingga market sounding berbagai proyek investasi unggulan


Bandung.Intertnationalmedia.id.-
Pandemi Covid-19 menghentikan roda perekonomian. Supply dan demand berhenti bersamaan dalam waktu sekejap. Hal itu membuat ekonomi Jawa Barat (Jabar) terpuruk.

 

Konsumsi rumah tangga menurun drastis seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat. Apalagi, banyak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

 

Langkah pertama yang diambil Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk mengungkit perekonomian yakni menyalurkan bantuan sosial (bansos) provinsi.

 

Jutaan warga berpenghasilan rendah termasuk miskin baru akibat pandemi COVID-19 di Jabar menerima bansos. Pada tahap I, besaran bansos provinsi senilai Rp500 ribu.

 

Dinamika pun terjadi sepanjang pendistribusian. Pemda Provinsi Jabar langsung melakukan banyak penyesuaian terkait besaran nilai bansos provinsi dan jumlah Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS).

 

Kendati begitu, Pemda Provinsi Jabar berhasil mendistribusikan bansos provinsi hingga empat tahap. Bansos provinsi diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

 

Selain bansos provinsi, Pemda Provinsi Jabar intens mendorong pelaku UMKM. Tujuannya agar perekonomian Jabar kembali bergairah.

 

Melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar, Pemda Provinsi Jabar membeli 10 juta masker produk UMKM. Pembelian tersebut bertujuan agar pelaku UMKM kembali berproduksi setelah dihantam krisis akibat COVID-19.

 

Pembelian masker UMKM dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama masker yang dibeli sebanyak 2 juta masker dari 200 UMKM. Tahap kedua, Pemda Provinsi Jabar memesan 8 juta masker dari sekitar 400 UMKM.

 

Modal Jabar Pulihkan Ekonomi

 

Gubernur Jawa Barat, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- menyatakan, Jabar memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.

 

Perekonomian Jabar pun memperlihatkan potensi luar biasa. Meski dalam situasi serba sulit karena pandemi COVID-19, ekspor Provinsi Jabar terus membaik di masa pandemi COVID-19.

 

Berdasarkan data BPS periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen atau 16,79 miliar dolar Amerika Serikat terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.

 

“Jadi berita baiknya, dari salah satu ukuran ekonomi, jualan dan ekspor kita (Jabar) lagi kencang, menandakan ekonomi bergerak lagi," ucap Kang Emil dalam konferensi pers usai rapat mingguan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (28/9/2020).

 

Warga Jabar pun patut berbangga karena sepertiga ekspor industri kreatif nasional berasal dari Jabar.

 

Hal itu disampaikan Kang Emil saat mengikuti pembukaan pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) Tahun 2020 Seri II dan Peluncuran Buku "Mystery Art Deco Kota Bandung" bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar secara virtual dari Bogor Raya Lakeside, Kota Bogor, Rabu (7/10/20).

 

“Jawa Barat patut berbangga karena sepertiga ekspor yang terkait dengan ekonomi kreatif itu datang dari tanah Jawa Barat. Itu menandakan SDM (Sumber Daya Manusia) Jabar jika diberi ruang dan platform promosi yang baik, maka bisa menjadi mayoritas penyumbang ekspor,” ujar Kang Emil.(Ter)

×
Berita Terbaru Update