Bandung.Intertnationalmedia.id.- Pandemi Covid-19
menghentikan roda perekonomian. Supply dan demand berhenti bersamaan dalam
waktu sekejap. Hal itu membuat ekonomi Jawa Barat (Jabar) terpuruk.
Konsumsi rumah tangga menurun drastis seiring dengan
melemahnya daya beli masyarakat. Apalagi, banyak perusahaan melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK).
Langkah pertama yang diambil Pemerintah Daerah
(Pemda) Provinsi Jabar untuk mengungkit perekonomian yakni menyalurkan bantuan
sosial (bansos) provinsi.
Jutaan warga berpenghasilan rendah termasuk miskin
baru akibat pandemi COVID-19 di Jabar menerima bansos. Pada tahap I, besaran
bansos provinsi senilai Rp500 ribu.
Dinamika pun terjadi sepanjang pendistribusian.
Pemda Provinsi Jabar langsung melakukan banyak penyesuaian terkait besaran
nilai bansos provinsi dan jumlah Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS).
Kendati begitu, Pemda Provinsi Jabar berhasil
mendistribusikan bansos provinsi hingga empat tahap. Bansos provinsi diharapkan
dapat meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Selain bansos provinsi, Pemda Provinsi Jabar intens
mendorong pelaku UMKM. Tujuannya agar perekonomian Jabar kembali bergairah.
Melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK)
Provinsi Jabar, Pemda Provinsi Jabar membeli 10 juta masker produk UMKM. Pembelian
tersebut bertujuan agar pelaku UMKM kembali berproduksi setelah dihantam krisis
akibat COVID-19.
Pembelian masker UMKM dibagi dalam dua tahap. Tahap
pertama masker yang dibeli sebanyak 2 juta masker dari 200 UMKM. Tahap kedua,
Pemda Provinsi Jabar memesan 8 juta masker dari sekitar 400 UMKM.
Modal Jabar Pulihkan Ekonomi
Gubernur Jawa Barat, Kang Emil --sapaan Ridwan
Kamil-- menyatakan, Jabar memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19,
yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2)
swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di
sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan
(7) pariwisata lokal.
Perekonomian Jabar pun memperlihatkan potensi luar
biasa. Meski dalam situasi serba sulit karena pandemi COVID-19, ekspor Provinsi
Jabar terus membaik di masa pandemi COVID-19.
Berdasarkan data BPS periode Januari hingga Agustus
2020, Jabar menyumbang 16,28 persen atau 16,79 miliar dolar Amerika Serikat
terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan
Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.
“Jadi berita baiknya, dari salah satu ukuran
ekonomi, jualan dan ekspor kita (Jabar) lagi kencang, menandakan ekonomi
bergerak lagi," ucap Kang Emil dalam konferensi pers usai rapat mingguan
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Gedung Sate, Kota
Bandung, Senin (28/9/2020).
Warga Jabar pun patut berbangga karena sepertiga
ekspor industri kreatif nasional berasal dari Jabar.
Hal itu disampaikan Kang Emil saat mengikuti
pembukaan pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) Tahun 2020 Seri II dan
Peluncuran Buku "Mystery Art Deco Kota Bandung" bersama Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar secara virtual dari Bogor Raya Lakeside,
Kota Bogor, Rabu (7/10/20).
“Jawa Barat patut berbangga karena sepertiga ekspor
yang terkait dengan ekonomi kreatif itu datang dari tanah Jawa Barat. Itu
menandakan SDM (Sumber Daya Manusia) Jabar jika diberi ruang dan platform
promosi yang baik, maka bisa menjadi mayoritas penyumbang ekspor,” ujar Kang
Emil.(Ter)