Menlu, Retno Marsudi
Bali.Internationalmedia.id.- Di tengah pandemi
COVID-19, Indonesia kembali menggelar Bali Democracy Forum (BDF) secara berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu secara hybrid dan dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat di Bali (10/12/2020).
BDF Ke-13 yang mengusung tema “Democracy and
COVID-19 Pandemic”, sangat relevan karena pandemi tidak hanya berdampak pada
sektor kesehatan dan ekonomi, namun juga pada demokrasi.
“Satu hal yang saya tekankan, pandemi tidak boleh
melunturkan nilai demokrasi dan di saat yang sama, demokrasi tidak boleh
menjadi penghalang untuk kita dapat mengalahkan pandemi,” ujar Menteri Luar
Negeri Indonesia, Retno Marsudi pada press briefing usai pembukaan BDF Ke-13 di
Bali.
Melalui BDF, negara-negara akan berbagi pengalaman
dan best practices dalam penanganan pandemi dan bersama dengan perwakilan dari
berbagai lapisan masyarakat membahas langkah-langkah yang tepat untuk
memastikan agar demokrasi tetap efektif dalam mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan bagi masyarakat.
Tiga isu utama yang dibahas dari sisi pandang
pelaksanaan demokrasi, yaitu langkah-langkah dalam merespon pandemi, upaya yang
dijalankan bagi pemulihan atau recovery serta upaya membangun ketahanan atau
resilience masyarakat pasca pandemi.
Di tengah pandemi, BDF diharapkan mampu
berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, memajukan
kualitas penerapan HAM dan nilai-nilai kemanusiaan di tengah berbagai
tantangan, serta dalam mewujudkan perekonomian dan perkembangan politik yang
harus seimbang selama dan setelah pandemi. “Tugas kita ke depan tidak mudah,
kita harus pastikan bahwa demokrasi dapat mendukung upaya kita di era
post-pandemi”, lanjut Menlu Retno.
BDF kali ini juga menyoroti penguatan usaha mikro,
kecil, dan menengah dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi, karena UMKM
merupakan sektor yang paling terdampak. Perbaikan kondisi UMKM menjadi isu
krusial pada BDF 2020.
Kunci sukses demokrasi adalah semangat inklusif.
Salah satu inisiatif baru BDF ke-13 adalah rangkaian Road to Bali Democracy
Forum yang dilaksanakan selama September-November 2020, yang terdiri dari 3
pilar yaitu Bali Civil Society and Media Forum (forum organisasi masyarakat
sipil dan media), Bali Democracy Student Conference (forum pemuda dan
mahasiswa) dan Economic and Business Panel (forum komunitas bisnis dan bisnis)
yang melaksanakan prakonsultasi tentang demokrasi dan pandemi COVID-19 dengan
tujuan memberikan kontribusi terhadap demokrasi dan penanganannya terhadap
pandemi.
BDF tahun ini akan berisi key messages dari
masing-masing pilar yang akan disampaikan oleh setiap perwakilan, dan juga
laporan dari rapporteur Panel dari pihak Pemerintah. Rekomendasi yang akan
dihasilkan berupa berbagai usulan atau pandangan agar demokrasi dapat terus
ditegakan di masa pandemi dan di saat yang sama demokrasi dapat menjadi
positive force dalam mengatasi pandemi saat ini.
BDF kali ini dihadiri secara langsung oleh 44 orang
dari 26 negara dan 3 organisasi internasional dan lebih dari 1000 orang secara
virtual.
BDF yang pertama kali diselenggarakan pada tahun
2008, atau sepuluh tahun sejak Reformasi, berawal dari keyakinan bahwa
mempromosikan demokrasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kebijakan luar
negeri Indonesia.(marpa)
(Sumber: Kementerian Luar Negeri)