Notification

×

Iklan

Iklan

Sepakat, Indonesia-Mesir Perlu Tingkatkan Kemitraan untuk Ciptakan Perdamaian

Kamis, 15 Oktober 2020 | 06:38 WIB Last Updated 2020-10-14T23:42:22Z

Sepakat tingkatkan Kemitraan

​Jakarta.Internationalmedia.id.-
Kalangan praktisi dan akademisi diplomasi setuju bahwa Indonesia dan Mesir perlu menggali lebih jauh kerja sama yang dapat dikembangkan sehingga dapat berkontribusi lebih bagi penciptaan perdamaian, keamanan dan stabilitas dunia.

 

Indonesia dan Mesir memiliki berbagai kesamaan dalam perannya di kawasan maupun dunia internasional

 

Beberapa isu yang dapat dijajaki untuk penguatan hubungan bilateral lebih lanjut adalah di bidang kebudayaan, dialog lintas kepercayaan, penanggulangan terorisme dan mengenai perjuangan kemerdekaan Palestina.

 

“Peran aktif Indonesia yang tidak pernah lelah di dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas internasional merupakan mandat Konstitusi yang harus dijalankan,” demikian penyampaian Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Kairo, Muhamad Aji Surya, saat membuka Webinar/Roundtable Discussion yang bertema “The Role of Indonesia and Egypt as Bridgebuilder in the Global Fora” pada Selasa, 13 Oktober 2020.

 

Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara KBRI Kairo dengan Pusat Kajian Politik dan Media “Hewar”  ini dihadiri oleh Pejabat Tinggi Kementerian Luar Negeri Mesir, yaitu Deputi Asisten Menlu Urusan Asia Tenggara, Ambassador Hazem el-Tahry ini mengundang narasumber para pakar hubungan internasional dan akademisi dari Indonesia dan Mesir yaitu Ketua Satgas Dewan Keamanan PBB, Kemenlu RI, Rina Setyawati.

 

Ketua Pusat Kajian Politik Arab, Mesir,  Prof. Dr. Mohamad Sadek; Ketua Program Studi S-1 Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D; Dekan Fakultas Studi Asia, Universitas Zaqaziq, Prof. Dr. Ahmed El Nadie; dan Anggota Dewan Urusan Luar Negeri Mesir/Mantan Asisten Menlu Mesir, Ambassador Dr. Adel el-Saloussy. Diskusi ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang, tantangan dan potensi kolaborasi Indonesia dan Mesir ke depannya.

 

Selama ini, Indonesia senantiasa berpartisipasi aktif di PBB yang ditunjukkan melalui keanggotaannya di berbagai Organ PBB, seperti Dewan Keamanan PBB (Periode 2019-2020), Dewan HAM PBB (2020-2022) dan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (2021-2023).

 

Pada saat Presidensi Indonesia di DK PBB bulan Agustus lalu, Indonesia mengadakan 50 pertemuan dan memimpin 12 di antaranya, mengadakan 3 signature event mengenai ancaman terorisme, mewujudkan perdamaian di tengah pandemi, dan ancaman keamanan siber terhadap infrastruktur sipil kritis.

 

Selain itu, Indonesia juga mengajukan 2 draf resolusi, yaitu mengenai “Combating Terrorism on Prosecution, Rehabilitation and Reintegration (PRR)” (akhirnya diveto oleh Amerika Serikat) dan “Women Peacekeepers”.

 

Sementara itu, Mesir juga merupakan negara yang aktif berperan di PBB. Terakhir, Mesir menjabat sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB pada tahun 2016-2017 yang merupakan keenam kalinya bagi negara ini.

 

Peran Mesir di dunia internasional dapat dibagi ke dalam 3 lingkaran konsentris, yaitu: (1) internasional, melalui kerja sama dengan sebanyak mungkin negara dan berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dunia melalui kontribusi terhadap Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB; (2) Arab, yaitu menyelesaikan tantangan yang dihadapi Dunia Arab, antara lain isu Palestina; dan Afrika, dengan membantu penyelesaian konflik di sejumlah negara Afrika.

 

Para pembicara menggarisbawahi antara lain hubungan Indonesia-Mesir yang sangat erat, utamanya saat bahu membahu membentuk Gerakan Non Blok yang didasari oleh Konferensi Bandung tahun 1955. Diharapkan ke depannya, Indonesia dan Mesir dapat mengulang kembali peran transformatif dimaksud dalam menjembatani dunia yang diwarnai oleh friksi dan perbedaan.

 

Disampaikan bahwa acara semacam ini penting untuk selalu mengingatkan kedekatan hubungan kedua negara yang sebenarnya telah dimulai sejak lama. “Kita mengenal hubungan Indonesia-Mesir dari buku Sejarah. Saat ini, penting bagi kita mempertahankan bahkan mengembangkan hubungan bilateral ini ke dalam bentuk kerja sama nyata yang dirasakan rakyat kedua negara,” kata salah seorang Peserta Webinar dari Mesir.

 

Selanjutnya, disarankan ke depannya penting untuk juga mengadakan dialog yang menghadirkan para pelajar Indonesia di Mesir guna semakin memperkuat people-to-people connection kedua negara.

 

Webinar/Roundtable Discussion ini diadakan secara hybrid, yaitu online atau melalui telekonferensi video dan secara offline, yakni dihadiri langsung oleh para pakar, akademisi, praktisi, pengamat dan jurnalis Mesir.​(marpa)

×
Berita Terbaru Update